Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia (TSI), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memeriahkan HUT Ke-78 Republik Indonesia dengan menggelar parade budaya dan satwa.
Marcom Manager TSI Bogor Danang Wibowo di Bogor, Sabtu, menjelaskan parade yang berlangsung 19-20 Agustus 2023 itu pertama kali digelar setelah lima tahun tak terselenggara karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) selama pandemi.
"Ini parade yang baru kita laksanakan lagi setelah vakum kurang lebih selama lima tahun, jadi ini parade budaya setelah pandemi," ungkap Danang.
Baca juga: TSI Bogor komitmen jaga populasi komodo agar tetap lestari
Parade dengan pawai sepanjang 2 kilometer itu melibatkan ratusan personel yang mempertunjukkan kostum-kostum unik, marching band hingga beragam satwa.
Satwa-satwa yang dilibatkan antara lain, burung garuda, anjing, unta, gajah, lama dan ular.
"Para pengunjung dapat menyaksikan parade satwa ini dengan berjejer di sepanjang rute yang dilalui rombongan parade, mulai dari area Parkir A, hingga area Parkir F atau berjarak sekitar 1 km,” kata Danang.
Baca juga: KLHK berangkatkan enam komodo dari TSI Bogor ke Cagar Alam Wae Wuul NTT
Menurut dia, parade ini merupakan bagian dari upaya TSI Bogor untuk menggugah kecintaan masyarakat terhadap satwa-satwa di TSI. Selain itu diharapkan dapat mendongkrak angka kunjungan masyarakat ke TSI Bogor.
"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo Indonesia adalah negara yang kaya budaya, satwa dan keberagaman sehingga parade satwa ini bisa menambah sukacita dan kecintaan masyarakat Indonesia akan keanekaragaman satwa ," tuturnya.
Sementara, Direktur TSI Jansen Manansang menekankan kepada jajarannya untuk komitmen menjadi lembaga konservasi yang menanamkan nilai-nilai patriotisme.
Baca juga: TSI Cisarua rayakan ulang tahun ke-13 panda Cai Tao
"Kita harus belajar dan mengingat sejarah bahwa keberadaan Taman Safari Indonesia sampai hari ini tidak lepas dari perjuangan dan dukungan dari seluruh masyarakat," kata Jansen.
Ia menjelaskan Taman Safari Indonesia didirikan oleh Hadi Manansang dan istrinya Tuti Manansang saat Indonesia berperang merebut kemerdekaan.
"TSI dilahirkan oleh Pak Hadi dan Ibu Tuti yang merintis lembaga konservasi ini dari nol. Ini sejarah dan jangan sampai dilupakan. Kemudian, TSI tumbuh dan berkembang dengan pesat karena empat hal; kokoh, gigih, konsisten dan komitmen,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Marcom Manager TSI Bogor Danang Wibowo di Bogor, Sabtu, menjelaskan parade yang berlangsung 19-20 Agustus 2023 itu pertama kali digelar setelah lima tahun tak terselenggara karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) selama pandemi.
"Ini parade yang baru kita laksanakan lagi setelah vakum kurang lebih selama lima tahun, jadi ini parade budaya setelah pandemi," ungkap Danang.
Baca juga: TSI Bogor komitmen jaga populasi komodo agar tetap lestari
Parade dengan pawai sepanjang 2 kilometer itu melibatkan ratusan personel yang mempertunjukkan kostum-kostum unik, marching band hingga beragam satwa.
Satwa-satwa yang dilibatkan antara lain, burung garuda, anjing, unta, gajah, lama dan ular.
"Para pengunjung dapat menyaksikan parade satwa ini dengan berjejer di sepanjang rute yang dilalui rombongan parade, mulai dari area Parkir A, hingga area Parkir F atau berjarak sekitar 1 km,” kata Danang.
Baca juga: KLHK berangkatkan enam komodo dari TSI Bogor ke Cagar Alam Wae Wuul NTT
Menurut dia, parade ini merupakan bagian dari upaya TSI Bogor untuk menggugah kecintaan masyarakat terhadap satwa-satwa di TSI. Selain itu diharapkan dapat mendongkrak angka kunjungan masyarakat ke TSI Bogor.
"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo Indonesia adalah negara yang kaya budaya, satwa dan keberagaman sehingga parade satwa ini bisa menambah sukacita dan kecintaan masyarakat Indonesia akan keanekaragaman satwa ," tuturnya.
Sementara, Direktur TSI Jansen Manansang menekankan kepada jajarannya untuk komitmen menjadi lembaga konservasi yang menanamkan nilai-nilai patriotisme.
Baca juga: TSI Cisarua rayakan ulang tahun ke-13 panda Cai Tao
"Kita harus belajar dan mengingat sejarah bahwa keberadaan Taman Safari Indonesia sampai hari ini tidak lepas dari perjuangan dan dukungan dari seluruh masyarakat," kata Jansen.
Ia menjelaskan Taman Safari Indonesia didirikan oleh Hadi Manansang dan istrinya Tuti Manansang saat Indonesia berperang merebut kemerdekaan.
"TSI dilahirkan oleh Pak Hadi dan Ibu Tuti yang merintis lembaga konservasi ini dari nol. Ini sejarah dan jangan sampai dilupakan. Kemudian, TSI tumbuh dan berkembang dengan pesat karena empat hal; kokoh, gigih, konsisten dan komitmen,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023