Purwakarta (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga setempat mendatangkan tiga orang suku Baduy untuk mengajarkan seni tenun kepada pelajar di Purwakarta.

Bupati setempat Dedi Mulyadi, di Purwakarta, Jumat, mengatakan, tiga orang dari suku Baduy yang didatangkan untuk melatih tenun kepada pelajar di Purwakarta itu berasal dari Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

"Untuk tahap pertama, ketiga guru ini mengajarkan seni tenun kepada para pelajar SMPN 8 Purwakarta. Sudah sejak sepekan lalu, mereka mengajarkan seni tenun kepada pelajar di sekolah ini," katanya.

Ia menyatakan, langkah Pemkab Purwakarta mendatangkan guru tenun dari suku Baduy ialah bagian dari upaya merealisasikan sistem pendidikan berkarakter.

Menurut dia, pendidikan aplikatif menjadi orientasi utama dalam sistem pendidikan berkarakter. Di antara tujuannya agar keterampilan pelajar di Purwakarta menghasilkan produk yang bisa dibanggakan.

"Pendidikan itu harus mencerdaskan dan harus aplikatif, tidak boleh hanya bersandar terhadap aspek akademik. Kami sengaja memanggil guru tenun dari Baduy agar pelajar dapat langsung belajar kepada ahlinya," kata Dedi.

Sarip, salah seorang guru tenun dari suku Baduy mengatakan, saat dirinya mengajarkan pelajar di SMPN 8 Purwakarta, mereka cukup antusias. Bahkan, mereka cepat menerima pelajaran yang diajarkan.

"Kuncinya cuma satu, yakni ketekunan. Jadi fokus utama yang diajarkan ialah mengasah kesabaran siswa," kata dia.

Sarip memperkenalkan berbagai ukuran kain tenun kepada para pelajar di Purwakarta, mulai dari ukuran 1x2 meter hingga ukuran 2x0,25 meter. Untuk menyelesaikan kain tenun ukuran 1x2 meter dibutuhkan satu pekan.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016