Sukabumi (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Sukabumi berupaya mengurangi penggunaan styrofoam dan plastik sebagai wadah atau pembungkus makanan untuk mengantisipasi dampak sampah di Kota Sukabumi, Jawa Barat.

"Keduanya merupakan barang yang sulit diurai oleh organisme pengurai, bahkan membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk mengurai stryfoam dan plastik yang tertanam dalam tanah," kata Staf Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Sukabumi Hendri Dwi Hikmawa di Sukabumi, Jumat.

Menurutnya, akibat penggunaan kedua jenis barang tersebut bisa merusak kondisi lingkungan seperti penumpukan sampah, bencana alam banjir dan lain-lain, karena styrofoam dan plastik tidak bisa cepat diurai.

Bahkan dari hasil penelitian pihak kedokteran baik dari dalam maupun luar negeri, pengunaan plastik dan stryrofoam untuk wadah makanan juga bisa berdampak kepada kesehatan manusia seperti serangan kanker, apalagi makanan tersebut kondisinya panas sehingga barang tersebut memuai dan mengeluarkan molekul yang berbahaya bagi kesehatan.

Saat ini di beberapa negara warganya sudah meninggalkan penggunaan stryrofoam dan plastik untuk mengantisipasi dampak lingkungan dan kesehatan seperti di Jepang dan negara lainnya.

"Penggunaan stryrofoam dan plastik dampaknya sangat besar baik bagi lingkungan dan kesehatan. Maka dari itu, kami imbau masyarakat mulai sekarang untuk mengurangi penggunaan kedua jenis barang tersebut," tambahnya.

Hendri mengatakan untuk pembatasan penggunaan ini tidak bisa dilakukan secara langsung tertapi melalui beberapa tahapan seperti sosialisasi dan mencari alternatif penggantinya.

Karena bagaimanapun juga masyarakat harus diberikan pehamanan dahulu tentang bahaya penggunaan styrofoam dan plastik. Dan tidak kalah penting adalah mencari alternatif penggantinya yang bahannya tidak menimbulkan permasalahan baru.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016