Bekasi (Antara Megapolitan) - Ratusan warga korban penggusuran paksa di Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, menuntut pemberian lahan relokasi untuk tempat tinggal sementara kepada pemerintah setempat.
"Pemkot Bekasi tidak mempersiapkan program relokasi untuk warga yang terdampak langsung penggusuran," kata salah satu warga Rasima (55) di Bekasi.
Permintaan itu disuarakan Rasima bersama 150 warga yang mengalami nasib yang sama melalui aksi unjuk rasa di gerbang timur Plaza Pemkot Bekasi Jalan Ahmad Yani, Nomor 1, Bekasi Selatan, Senin siang.
Rasima yang mengaku telah tinggal selama 17 tahun di lokasi pembongkaran mengaku sangat mengharapkan relokasi rumah untuk mencari kembali tempat tinggal yang tetap pascapenggusuran yang dilakukan aparat gabungan pekan lalu.
Warga Pematangsiantar, Sumatra Utara, itu saat ini tinggal menumpang di rumah tetangganya bersama lima anak dan suaminya dengan cara mengontrak.
Situasi itu juga berimplikasi pada anaknya yang saat ini masih bersekolah.
"Anak saya sekolahnya jadi kejauhan karena selama menumpang, jarak tempuh ke sekolah jadi kejauhan," katanya.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku telah merespons permintaan itu dengan mengupayakan lahan relokasi.
"Kalau harus direlokasi, ke lahan yang mana. Saat ini Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang kita siapkan belum rampung sepenuhnya," katanya.
Namun demikian, Rahmat mengaku akan mengupayakan relokasi bagi 178 kepala keluarga yang rumahnya saat ini sudah rata dengan tanah pascapenggusuran.
"Penggusuran ini kita lakukan sebagai upaya menyelematkan aset negara, karena rumah mereka berdiri di atas lahan Perum Jasa Tirta II," katanya.
Lahan itu rencananya akan dibuat untuk jalan alternatif di kawasan Pekayon-Pondokgede yang selama ini kerap dilanda kemacetan lalu lintas pada jam sibuk.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Pemkot Bekasi tidak mempersiapkan program relokasi untuk warga yang terdampak langsung penggusuran," kata salah satu warga Rasima (55) di Bekasi.
Permintaan itu disuarakan Rasima bersama 150 warga yang mengalami nasib yang sama melalui aksi unjuk rasa di gerbang timur Plaza Pemkot Bekasi Jalan Ahmad Yani, Nomor 1, Bekasi Selatan, Senin siang.
Rasima yang mengaku telah tinggal selama 17 tahun di lokasi pembongkaran mengaku sangat mengharapkan relokasi rumah untuk mencari kembali tempat tinggal yang tetap pascapenggusuran yang dilakukan aparat gabungan pekan lalu.
Warga Pematangsiantar, Sumatra Utara, itu saat ini tinggal menumpang di rumah tetangganya bersama lima anak dan suaminya dengan cara mengontrak.
Situasi itu juga berimplikasi pada anaknya yang saat ini masih bersekolah.
"Anak saya sekolahnya jadi kejauhan karena selama menumpang, jarak tempuh ke sekolah jadi kejauhan," katanya.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku telah merespons permintaan itu dengan mengupayakan lahan relokasi.
"Kalau harus direlokasi, ke lahan yang mana. Saat ini Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang kita siapkan belum rampung sepenuhnya," katanya.
Namun demikian, Rahmat mengaku akan mengupayakan relokasi bagi 178 kepala keluarga yang rumahnya saat ini sudah rata dengan tanah pascapenggusuran.
"Penggusuran ini kita lakukan sebagai upaya menyelematkan aset negara, karena rumah mereka berdiri di atas lahan Perum Jasa Tirta II," katanya.
Lahan itu rencananya akan dibuat untuk jalan alternatif di kawasan Pekayon-Pondokgede yang selama ini kerap dilanda kemacetan lalu lintas pada jam sibuk.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016