Jajaran tim produksi dan sutradara film horor terbaru "Susuk: Kutukan Kecantikan" mengungkapkan pesan yang terkandung di balik film tersebut.
Pesan itu berupa suntikan semangat kepada kaum perempuan untuk bergerak dan bangkit dari kungkungan perasan ketidakmampuan diri dalam menjalani kehidupan.
“Film ini dibuat oleh kami, perempuan-perempuan yang punya rasa insecurity for something dan kami berharap teman-teman perempuan berapa pun usianya, bisa terwakili. Kami berharap semua perempuan di luar sana bisa menikmati film ini,” demikian kata produser Novi Hanabi.
Baca juga: "Di Ambang Kematian" film horor produksi MVP Pictures diangkat dari kisah nyata
Sementara itu, aktris Ersya Aurelia yang berperan sebagai Ayu di film tersebut, menjelaskan bahwa hadirnya sosok-sosok alpha females di "Susuk: Kutukan Kecantikan" menjadi alasan mendasar yang membuatnya tertarik untuk ambil bagian.
“Jadi memang dari perspektif perempuan. Aku ingin encourage para perempuan untuk nonton karena bisa belajar untuk menang melawan rasa insecure sendiri. Karakter aku pun setelah dipelajari ternyata dia fighter banget. Aku jadi penasaran banget dengan reaksi orang-orang nanti melihat impresi perempuan yang bisa se-fight itu dalam hidup,” kata Ersya.
Film "Susuk: Kutukan Kecantikan" mengangkat cerita tentang kehidupan seorang pekerja seks komersial bernama Laras (Hana Malasan) yang ingin berhenti dari profesi dan berupaya memperbaiki hubungan dengan sang adik Ayu (Ersya Aurelia). Tetapi sebuah kecelakaan maut membuat Laras ditolak oleh kematian dan terus terjebak dalam kondisi sekarat. Tubuh Laras terus hidup, namun badannya mulai membusuk seperti mayat.
Baca juga: Film "Jendela Seribu Sungai" angkat kisah budaya dan perjuangan anak asli Banjarmasin
Ditemani oleh Arman (Jourdy Pranata), Ayu pun mencari berbagai cara untuk menyembuhkan Laras. Salah satunya dengan mendatangi Damar (Whani Dharmawan) --seorang kepala desa yang membantu Laras dan Ayu setelah orang tua mereka meninggal, Ustad Rahmat (M.N. Qomaruddin) --pemuka agama yang mengerti efek susuk yang terus memburuk, dan seorang dukun bernama Prasetyo (Muhammad Khan).
Sutradara Ginanti Rosa menjelaskan bahwa dirinya memang gemar mengeksplorasi mitos-mitos lokal dan fenomena-fenomena mistis di masyarakat, utamanya tentang sisi gelap manusia.
“Kami ambil cerita dari sudut pandang PSK karena kita tahu bahwa mereka memilih profesi itu bukan atas kemauan sendiri, namun karena nggak ada pilihan. Itu sangat menarik sebagai inti cerita,” selorohnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ada pesan bangkitkan semangat kaum perempuan di balik film "Susuk"
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Pesan itu berupa suntikan semangat kepada kaum perempuan untuk bergerak dan bangkit dari kungkungan perasan ketidakmampuan diri dalam menjalani kehidupan.
“Film ini dibuat oleh kami, perempuan-perempuan yang punya rasa insecurity for something dan kami berharap teman-teman perempuan berapa pun usianya, bisa terwakili. Kami berharap semua perempuan di luar sana bisa menikmati film ini,” demikian kata produser Novi Hanabi.
Baca juga: "Di Ambang Kematian" film horor produksi MVP Pictures diangkat dari kisah nyata
Sementara itu, aktris Ersya Aurelia yang berperan sebagai Ayu di film tersebut, menjelaskan bahwa hadirnya sosok-sosok alpha females di "Susuk: Kutukan Kecantikan" menjadi alasan mendasar yang membuatnya tertarik untuk ambil bagian.
“Jadi memang dari perspektif perempuan. Aku ingin encourage para perempuan untuk nonton karena bisa belajar untuk menang melawan rasa insecure sendiri. Karakter aku pun setelah dipelajari ternyata dia fighter banget. Aku jadi penasaran banget dengan reaksi orang-orang nanti melihat impresi perempuan yang bisa se-fight itu dalam hidup,” kata Ersya.
Film "Susuk: Kutukan Kecantikan" mengangkat cerita tentang kehidupan seorang pekerja seks komersial bernama Laras (Hana Malasan) yang ingin berhenti dari profesi dan berupaya memperbaiki hubungan dengan sang adik Ayu (Ersya Aurelia). Tetapi sebuah kecelakaan maut membuat Laras ditolak oleh kematian dan terus terjebak dalam kondisi sekarat. Tubuh Laras terus hidup, namun badannya mulai membusuk seperti mayat.
Baca juga: Film "Jendela Seribu Sungai" angkat kisah budaya dan perjuangan anak asli Banjarmasin
Ditemani oleh Arman (Jourdy Pranata), Ayu pun mencari berbagai cara untuk menyembuhkan Laras. Salah satunya dengan mendatangi Damar (Whani Dharmawan) --seorang kepala desa yang membantu Laras dan Ayu setelah orang tua mereka meninggal, Ustad Rahmat (M.N. Qomaruddin) --pemuka agama yang mengerti efek susuk yang terus memburuk, dan seorang dukun bernama Prasetyo (Muhammad Khan).
Sutradara Ginanti Rosa menjelaskan bahwa dirinya memang gemar mengeksplorasi mitos-mitos lokal dan fenomena-fenomena mistis di masyarakat, utamanya tentang sisi gelap manusia.
“Kami ambil cerita dari sudut pandang PSK karena kita tahu bahwa mereka memilih profesi itu bukan atas kemauan sendiri, namun karena nggak ada pilihan. Itu sangat menarik sebagai inti cerita,” selorohnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ada pesan bangkitkan semangat kaum perempuan di balik film "Susuk"
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023