Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Mochammad Bisri menyampaikan daerah itu masih kekurangan sekitar 102 dokter spesialis seperti jantung, paru-paru, hingga radiologi.
"Misalnya dokter bedah jantung, kita butuh tujuh orang. Tapi yang ada sekarang baru tiga orang. Nah untuk mencetak empat orang lagi tidak mudah, butuh waktu dan proses cukup lama," kata Bisri di Tanjungpinang, Kamis.
Idealnya, kata dia, tiap-tiap rumah sakit di Kepri terdapat satu orang dokter spesialis sehingga siap pakai ketika dibutuhkan untuk melayani pasien.
Baca juga: Indonesia kekurangan dokter spesialis
Ia menyebut sebagian dokter spesialis yang ada di Kepri saat ini menerapkan metode substitusi untuk kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat antarpulau, seperti Kota Batam dan Kota Tanjungpinang.
"Jadi mereka bergantian melakukan praktik di Batam dan Tanjungpinang. Secara aturan diperbolehkan, karena dokter spesialis dapat tiga izin praktik, misalnya dua di Batam dan satu di Tanjungpinang atau sebaliknya," ujar Bisri.
Pemprov Kepri, lanjutnya, secara bertahap terus berupaya memenuhi kebutuhan dokter spesialis, apalagi dengan disahkannya RUU Kesehatan akan mendorong percepatan pendidikan dokter spesialis di daerah tersebut.
Baca juga: Kemenkes targetkan tambahan 5.000 lebih lulusan dokter spesialis melalui program beasiswa
Selain itu pihaknya juga telah menyekolahkan sejumlah dokter spesialis di Kepri ke perguruan tinggi dalam negeri melalui program beasiswa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) maupun secara mandiri.
"Di Kepri, salah satu daerah yang relatif memenuhi kuota dokter spesialis ialah Kabupaten Karimun. Itu karena sejak dulu pemkab di sana sudah rutin menyekolahkan dokter spesialis," ujarnya.
Lanjut Bisri menyampaikan pembukaan Fakultas Kedokteran Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) di Kota Tanjungpinang menjadi salah satu upaya untuk menunjang kebutuhan dokter spesialis di daerah setempat.
Baca juga: Dokter Spesialis Paru: Asma tidak dapat disembuhkan tapi dapat dikontrol
Oleh karena itu ia mendorong putera-puteri asal Kepri mendaftar Fakultas Kedokteran UMRAH karena kuota untuk mahasiswa lokal sebanyak 50 persen secara nasional.
"Untuk anak-anak Kepri, ada program beasiswa lewat jalur afirmasi. Dengan catatan, mahasiswa ikut tes masuk Fakultas Kedokteran UMRAH dan lulus. Lalu minta rekomendasi dari masing-masing kabupaten/kota, misalnya Anambas dan Natuna," papar Bisri.
Setelah lulus kuliah kedokteran, kata dia, mahasiswa kedokteran tersebut akan kembali dan mengabdi di daerah masing-masing.
Ia turut mencontohkan di Universitas Batam (UNIBA) hampir 60 persen mahasiswa fakultas kedokteran berasal dari luar daerah Kepri, sehingga setelah lulus mereka juga kembali ke daerah masing-masing.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Misalnya dokter bedah jantung, kita butuh tujuh orang. Tapi yang ada sekarang baru tiga orang. Nah untuk mencetak empat orang lagi tidak mudah, butuh waktu dan proses cukup lama," kata Bisri di Tanjungpinang, Kamis.
Idealnya, kata dia, tiap-tiap rumah sakit di Kepri terdapat satu orang dokter spesialis sehingga siap pakai ketika dibutuhkan untuk melayani pasien.
Baca juga: Indonesia kekurangan dokter spesialis
Ia menyebut sebagian dokter spesialis yang ada di Kepri saat ini menerapkan metode substitusi untuk kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat antarpulau, seperti Kota Batam dan Kota Tanjungpinang.
"Jadi mereka bergantian melakukan praktik di Batam dan Tanjungpinang. Secara aturan diperbolehkan, karena dokter spesialis dapat tiga izin praktik, misalnya dua di Batam dan satu di Tanjungpinang atau sebaliknya," ujar Bisri.
Pemprov Kepri, lanjutnya, secara bertahap terus berupaya memenuhi kebutuhan dokter spesialis, apalagi dengan disahkannya RUU Kesehatan akan mendorong percepatan pendidikan dokter spesialis di daerah tersebut.
Baca juga: Kemenkes targetkan tambahan 5.000 lebih lulusan dokter spesialis melalui program beasiswa
Selain itu pihaknya juga telah menyekolahkan sejumlah dokter spesialis di Kepri ke perguruan tinggi dalam negeri melalui program beasiswa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) maupun secara mandiri.
"Di Kepri, salah satu daerah yang relatif memenuhi kuota dokter spesialis ialah Kabupaten Karimun. Itu karena sejak dulu pemkab di sana sudah rutin menyekolahkan dokter spesialis," ujarnya.
Lanjut Bisri menyampaikan pembukaan Fakultas Kedokteran Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) di Kota Tanjungpinang menjadi salah satu upaya untuk menunjang kebutuhan dokter spesialis di daerah setempat.
Baca juga: Dokter Spesialis Paru: Asma tidak dapat disembuhkan tapi dapat dikontrol
Oleh karena itu ia mendorong putera-puteri asal Kepri mendaftar Fakultas Kedokteran UMRAH karena kuota untuk mahasiswa lokal sebanyak 50 persen secara nasional.
"Untuk anak-anak Kepri, ada program beasiswa lewat jalur afirmasi. Dengan catatan, mahasiswa ikut tes masuk Fakultas Kedokteran UMRAH dan lulus. Lalu minta rekomendasi dari masing-masing kabupaten/kota, misalnya Anambas dan Natuna," papar Bisri.
Setelah lulus kuliah kedokteran, kata dia, mahasiswa kedokteran tersebut akan kembali dan mengabdi di daerah masing-masing.
Ia turut mencontohkan di Universitas Batam (UNIBA) hampir 60 persen mahasiswa fakultas kedokteran berasal dari luar daerah Kepri, sehingga setelah lulus mereka juga kembali ke daerah masing-masing.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023