Bogor (Antara Megapolitan) - Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Kota Bogor, Jawa Barat mendorong penerapan Bahasa Sunda di kalangan pelajar, dengan mengaktifkan penggunaannya di sekolah.

"Bahasa Sunda sebagai bahasa ibu di Jawa Barat harus betul-betul dikembangkan dan dilestarikan. Sesuai dengan Perda Nomor 5 Tahun 2014, bahasa Sunda harus diajarkan di tiap sekolah, lebih bagus lagi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," kata Kepala Disbudparekraf, Shahlan Rasyidi, dalam kegiatan workshop Bahasa Sunda dan "Kaulinan Urang Lembur" (permainan orang kampung) di Bogor, Rabu.

Shahlan menyebutkan, upaya pelestarian Bahasa Sunda telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor salah satunya melalui program Rebo Nyunda. Selain harus berpakaian tradisional Jawa Barat, percakapan selama hari Rabu menggunakan dialeg Sunda.

"Harapan kami semua guru di sekolah menggunakan Bahasa Sunda saat mengajar setiap hari Rabu," katanya.

Menurutnya, dalam penerapan Rebo Nyunda, para guru dipersilahkan untuk menggunakan bahasa campur, antara sunda dengan Bahasa Indonesia atau dengan bahasa Bogor dengan Priangan.

"Setiap Rabu tinggal bahasanya yang harus diterapkan mulai dari sekarang," katanya.

Workshop Bahasa Sunda dan Kaulinan Urang Lembur, diselenggarakan oleh Disbudparekraf dalam rangka pelestarian bahasa daerah Jawa barat. Diikuti 50 peserta perwakilan dari guru SD, SMP hingga SMA se- Kota Bogor.

"Tujuan digelarnya kegiatan ini untuk melestarikan Bahasa Sunda dikalangan guru kesenian agar mereka bisa menerapkan Bahasa Sunda kepada siswanya di sekolah masing-masing. Mulai dari tingkat SD sampai SMA," katanya.

Selain untuk melestarikan dan mengembangkan Bahasa Sunda, lanjutnya, juga untuk menjadi tolak ukur pengembangan bahasa sunda di kalangan pelajar dan masyarakat umum.

"Tolak ukurnya bukan berarti anak-anak harus mendapat nilai yang baik, tetapi minimal anak-anak tidak malu atau gengsi berbicara Bahasa Sunda," katanya.

Sementara itu, workshop kaulinan urang lembur juga untuk memperkenalkan permainan-permainan tradisional yang ada di Tanah Sunda. Kaulinan urang lembur diharapkan bisa diterapkan di sekolah masing-masing.

"Tidak hanya melalui workshop saja, upaya pelestarian juga dilakukan dengan menggelar lomba kaulinan urang lembur setiap tahun. Tujuannya untuk memasyarakatkan permainan tradisional atau kaulinan urang lembur," katanya.

Shahlan menambahkan, melalui kegiatan tersebut diharapkan sekolah di Kota Bogor memasyarakatkan lomba kaulinan tradisional pada hari-hari istimewa seperti ulang tahun ke -17, hari pendidikan dan kegiatan lainnya.

"Diharapkan ini juga bisa menjadi wajah baru untuk setiap lomba. Kaulinan urang lembur bentuknya sederhana tetapi bisa mengimajinasi anak-anak untuk kreatif dan juga sebagai sarana menenangkan pikiran," kata Shahlan.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016