Bogor (Antara Megapolitan) - Puluhan awak media dari Forum Wartawan Bogor Selatan (FWBS) turun ke lapangan memberikan edukasi lingkungan kepada siswa SD Negeri Tugu Selatan 1, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Edukasi lingkungan berupa sosialisasi tentang kebersihan, mulung sampah di hulu Sungai Ciliwung, dan tanam pohon di sepanjang DAS Citamiang, Senin.

"Kami ingin memberikan pembelajaran kepada anak-sejak dini pentingnya menjaga lingkungan, dengan tidak membuang sampah sembarangan, termasuk sungai," kata Ketua FWBH, Acep Maulana.

Menurutnya, memasuki musim penghujan, kondisi aliran DAS Ciliwung perlu mendapatkan perhatian, terutama memastikan agar aliran sungai tidak terkontaminasi oleh sampah yang akan berdampak pada lingkungan, yakni timbulnya banjir di hilir Jakarta.

"Kondisi saat ini DAS Ciliwung cukup memprihatinkan, sampah-sampah plastik masih ditemukan mengapung dan tersangkut di sungai," katanya.

Sebagai bentuk kepedulian wartawan untuk menjaga kelestarian alam. Edukasi lingkungan kepada para anak usia dini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat setempat untuk turut serta menjaga keindahan, kebersihan tempat tinggalnya.

"Kita sepakat, bahwa upaya pelestarian lingkungan tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi tugas kita bersama, masyarakat dan juga swasta," katanya.

Kepala UPT Kebersihan Ciawi, Sofian Khuruddin menyebutkan, volume sampah di kawasan Puncak terus meningkat setiap tahunnya, terutama sampah liar yang berasal dari warung pinggir jalan, dan pengguna kendaraan.

"Kegiatan edukasi lingkungan ini bentuk sinergi yang baik antara pemerintah, warga dan swasta. Ini perlu kita dukung wujudkan Bogor Beriman yakni bersih, nyaman dan aman," katanya.

Sofian menambahkan, UPT Kebersihan Ciawi, fokus tehadap sampah-sampah liar yang ada di kawasan Puncak. Sistem buka tutup, dan macet yang sering terjadi membuat upaya pengelolaan sampah menjadi terkendala.

"Kami mensiasatinya dengan mengangkut sampah pada waktu tengah malam, agar tidak terjeba macet," katanya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Masyarakat Peduli Pariwisata Puncak, Bowie menyebutkan, akibat sampah kawasan Puncak terkenal tiga kali pelarangan bagi wisata mancanegara, karena tidak bersih, tidak nyaman dan banyak sampah.

"Kami berharap dengan gerakan edukasi ini, masyarakat terus diberikan wawasan untuk menjaga lingkungannya dengan tidak membuang sampah sembarangan," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016