Cibinong (Antara Megapolitan) - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Fadli Zon memperingati Tahun Baru Islam 1438 Hijriah dengan melakukan kirab sebagai tradisi budaya kita.
"Yang tradisi juga kita selenggarakan. Ini bentuk penghormatan terhadap adat istiadat nenek moyang kita, kirab pusaka itu untuk merenung juga," katanya usai melakukan kirab di Kampung Budaya Sunda Paseban, di Cisarua, Bogor, Minggu.
Dia mengatakan di budaya Jawa maupun Sunda dan nusantara lainnya budaya kirab memang sering dilaksanakan sejak jaman kerajaan Padjajaran dan Majapahit yang tidak bertentangan dengan ajaran Agama Islam.
Esensi dari acara tersebut adalah proses penyelarasan dan mempertajam pemikiran, ketajaman rasa dan raga setiap individu yang dilaksanakan satu tahun sekali secara simbolik dengan berkeliling membawa benda pusaka berupa keris dan lainnya sebagai lambang ketajaman.
Menurutnya tradisi tersebut perlu dilestarikan untuk memperkuat budaya daerah di nusantara.
Seperti peringatan hari Rebo Kasan dalam Budaya Sunda pada tahun sebelumnya telah dilaksanakan pula di Kampung Budaya Sunda Paseban pada (9/12/2015).
Upaya lainnya juga dilakukan dengan mengadakan pesalen atau tempat pembuatan keris dan kujang yang juga sering digunakan dalam acara budaya lainnya.
Ia menambahkan, selain acara tradisi di kampung budaya tersebut sering diadakan acara keagamaan seperti Maulud dan Nujurul Quran.
Dalam acara tersebut, ia juga memberikan santunan kepada 45 orang anak yatim sebagai rasa kepedulian terhadap sesama yang merupakan perwakilan dari daerah sekitar Desa Cilember, Kecamatan Cisarua tempat kampung Budaya Sunda Paseban tersebut berada.
"Karena saya juga merasakan, saya sudah ditinggal ayah saya di umur 15 tahun karena kecelakaan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Yang tradisi juga kita selenggarakan. Ini bentuk penghormatan terhadap adat istiadat nenek moyang kita, kirab pusaka itu untuk merenung juga," katanya usai melakukan kirab di Kampung Budaya Sunda Paseban, di Cisarua, Bogor, Minggu.
Dia mengatakan di budaya Jawa maupun Sunda dan nusantara lainnya budaya kirab memang sering dilaksanakan sejak jaman kerajaan Padjajaran dan Majapahit yang tidak bertentangan dengan ajaran Agama Islam.
Esensi dari acara tersebut adalah proses penyelarasan dan mempertajam pemikiran, ketajaman rasa dan raga setiap individu yang dilaksanakan satu tahun sekali secara simbolik dengan berkeliling membawa benda pusaka berupa keris dan lainnya sebagai lambang ketajaman.
Menurutnya tradisi tersebut perlu dilestarikan untuk memperkuat budaya daerah di nusantara.
Seperti peringatan hari Rebo Kasan dalam Budaya Sunda pada tahun sebelumnya telah dilaksanakan pula di Kampung Budaya Sunda Paseban pada (9/12/2015).
Upaya lainnya juga dilakukan dengan mengadakan pesalen atau tempat pembuatan keris dan kujang yang juga sering digunakan dalam acara budaya lainnya.
Ia menambahkan, selain acara tradisi di kampung budaya tersebut sering diadakan acara keagamaan seperti Maulud dan Nujurul Quran.
Dalam acara tersebut, ia juga memberikan santunan kepada 45 orang anak yatim sebagai rasa kepedulian terhadap sesama yang merupakan perwakilan dari daerah sekitar Desa Cilember, Kecamatan Cisarua tempat kampung Budaya Sunda Paseban tersebut berada.
"Karena saya juga merasakan, saya sudah ditinggal ayah saya di umur 15 tahun karena kecelakaan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016