Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menyosialisasikan pencegahan penyebaran berita bohong kepada kalangan pelajar melalui pemahaman literasi jenis berita saat kunjungan ke sejumlah sekolah di daerah itu.
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik pada Diskominfosantik Kabupaten Bekasi Rhamdan Nurul Ikhsan mengatakan peran pelajar atau generasi muda dibutuhkan dalam memilah jenis berita agar terhindar dari konsumsi berita tidak benar atau hoaks di era digital saat ini.
"Penyebaran informasi yang kian bertumbuh dan berkembang pesat justru menimbulkan dampak lain dengan munculnya berita maupun konten-konten hoaks secara terbuka," katanya di Cikarang, Sabtu.
Dia mengatakan peran pelajar memberantas berita bohong dapat dimulai dari diri sendiri dengan bekal dan pengetahuan tentang berita palsu untuk kemudian menyebarkan informasi tersebut kepada lingkungan keluarga dan masyarakat.
Rhamdan menyakini para pelajar sebagai generasi yang dianggap memiliki kecerdasan intelektual tinggi serta pemikiran yang terbuka mampu menjadi promotor terdepan dalam menangkal penyebarluasan berita bohong khususnya di Kabupaten Bekasi.
"Para pelajar ini diharapkan bisa menjadi filterasi informasi dengan cara yang bijak. Ketika memperoleh suatu informasi, seharusnya kita membaca dengan seksama berita yang ada. Kemudian mengecek kebenaran berita sebelum menyebarluaskan," katanya.
Dirinya juga tidak lupa memberikan kiat terkait karakteristik umum dari berita ataupun informasi bohong yang kerap beredar di masyarakat kepada para pelajar.
"Cirinya biasanya menggunakan judul yang spektakuler atau berlebihan, menggunakan unsur mencocok-cocokkan (cocokologi), tidak mencantumkan nama penulis artikel, meminta agar diviralkan, hingga memanipulasi foto dan keterangan gambar," kata dia.
Di akhir kesempatan sosialisasi, para pelajar dari sekolah yang dikunjungi melakukan deklarasi Gerakan Anti Hoax yang diikrarkan oleh seluruh siswa-siswi masing-masing sekolah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023