Dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis fertilitas endokrinologi reproduksi dr Shanty Olivia Jasirwan, Sp.O.G, Subsp. F.E.R mengingatkan pemeriksaan kesuburan tidak hanya dilakukan wanita (istri) tetapi juga pria (suami) untuk mengevaluasi ada atau tidaknya gangguan kesuburan.

"Dari hasil pemeriksaan inilah dokter dapat menentukan terapi dan penanganan kesuburan yang sesuai dengan kondisi masing-masing pasangan," ujar Shanty yang berpraktik di RS Pondok Indah itu. 

Pemeriksaan fertilitas pada wanita terdiri atas pemeriksaan darah, ultrasonografi (USG), histerosalpingografi (HSG), histeroskopi dan laparoskopi.

Shanty menguraikan, pemeriksaan darah dilakukan guna mengetahui adanya ovulasi pada wanita, selain dari riwayat siklus menstruasinya. Tes ini berupa tes hormon progesteron dapat dilakukan pada hari tertentu dalam siklus menstruasi pasien.

Pemeriksaan fertilitas pada pria umumnya meliputi pemeriksaan fisik, analisis sperma, pemeriksaan darah, pencitraan dan genetik.

USG testis merupakan pemeriksaan non-invasif awal. Pemeriksaan ini kerap dilakukan bersamaan dengan analisis sperma dan digunakan untuk mengetahui kelainan sistem reproduksi pria termasuk testis dan struktur ekstratestikuler seperti epididimis.

Terakhir, pemeriksaan genetik pada pria yang spermanya kurang serta tidak menunjukkan bukti adanya penyumbatan. Pengujian genetik dapat membantu mengidentifikasi fragmentasi DNA, kerusakan kromosom, atau kemungkinan penyakit genetik yang dapat diwariskan kepada keturunan nantinya.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023