Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI sekaligus Chief Digital Transformation Office (DTO) Setiaji ST., MSi mengatakan teknologi dalam bidang kesehatan khususnya telemedisin bisa menjadi solusi untuk membantu memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat Indonesia.

"Teknologi ini bisa sangat cepat, dulu waktu COVID bagaimana presentasi telemedicine ini sangat membantu mengisi layanan kesehatan tadi. Tentunya ini mengcover semua layanan kesehatan masyarakat kita yang 17 ribu pulau ini bisa terpenuhi dengan memanfaatkan telemedisin," ucap Setiaji di Jakarta, Senin.
 
Ia mengatakan saat ini di Indonesia diperkirakan hanya ada 0,4 dokter dalam hitungan 1.000 populasi atau sekitar 1,2 persen. Sementara jumlah tempat tidur hanya sekitar 1,18 per 1.000 populasi atau sekitar 3,3 persen.
 
Dengan peralihan layanan kesehatan ke teknologi, ia mengatakan bisa menutupi kapasitas dokter dan rumah sakit yang jumlahnya masih kurang tersebar di seluruh Indonesia. 
 
Namun layanan teknologi kesehatan telemedisin masih harus dibenahi dengan regulasi sehingga inovasi teknologi bisa berjalan baik dan cepat. 
 
"Sayangnya telemedicine belum terakomodir dengan baik, kemarin pada saat COVID iya,tapi after COVID ini harus bisa kita atur secara regulasi sehingga inovasi teknologi bisa berjalan cepat," katanya.
 
Target percepatan teknologi telemedisin adalah kepada masyarakat yang masih datang ke rumah sakit secara fisik. Dibutuhkan juga kerja sama dari pihak yang menginisiasi inovasi kesehatan di bidang teknologi untuk bisa membangun layanan kesehatan agar masyarakat di perdesaan bisa mendapatkan akses layanan kesehatan seperti warga perkotaan.
  

Pewarta: Fitra Ashari

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023