Depok (Antara Megapolitan) - Dua mahasiswi Fakultas Teknik UI (FTUI), Nabila Astari dan Stephanie Rawi meraih penghargaan internasional ajang Kompetisi Go Green City Schneider Electric 2016 mewakili Indonesia di Paris, Perancis setelah berhasil menciptakan "Droplock Turnstile Gate".
"Alat tersebut mampu mengonversikan energi yang terbuang dari putaran pintu tiga kaki di Halte TransJakarta menjadi energi listrik yang sanggup memenuhi kebutuhan listrik di halte," kata Stephanie Rawi di Depok, Rabu.
Gagasan awal temuan ini berangkat dari aktivitas yang dilakukan oleh penumpang TransJakarta saat men-tap kartu akses masuk halte
TransJakarta. Saat melewati pintu tiga kaki, terdapat gerakan berputar yang menghasilkan energi.
Ia mengatakan energi yang terbuang tersebutlah yang dimanfaatkan oleh kedua mahasiswa UI ini untuk dikonversikan menjadi energi listrik.
Sedangkan Nabila mengatakan "kami menciptakan sebuah kotak berukuran sedang yang didalamnya terdapat sistem mekanikal untuk mengoptimalkan pendapatan listrik".
Sistem mekanikal tersebut dirangkai dan diletakkan ke dalam pintu putar tiga kaki sehingga mampu menghasilkan energi ke genator dan mengonversikannya menjadi energi listrik.
Nabila menambahkan "kami sudah melakukan kalkulasi, jika diimplementasikan, alat ini mampu menghasilkan listrik hingga 15 kwh/hari".
Dengan demikian, energi listrik tersebut akan mampu menghidupi perangkat "card reader" yang dipakai untuk membaca kartu akses masuk penumpang. Sedangkan sisa energi listrik yang dihasilkan dapat juga dimanfaatkan untuk "charging spot", televisi, lampu maupun menyalakan listrik satu halte.
Tim Scraft UI berhasil mengungguli tim Holoenergy dari Brasil yang meraih Juara ke-3. Sedangkan tim Anemoi dari Jerman berhasil meraih predikat Juara Pertama.
Sebelum berangkat ke tingkat dunia, Nabilda dan Stephanie berhasil unggul di tingkat nasional dan Asia dengan berhasil mengalahkan 9 tim yang berasal dari Korea, Jepang, Taiwan, Thailand, Vietnam, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Myanmar.
Prestasi membanggakan ini turut membawa harum nama bangsa Indonesia. Kunci kemenangan tim Scraft UI ada pada orisinalitas ide, memenuhi unsur energi ramah lingkungan serta kesiapan alat ini untuk diimplementasikan ke pintu putar tiga kaki di halte-halte TransJakarta.
Menurut Nabila, timnya telah mengajukan kerjasama dan pihak TransJakarta menyambut dengan baik gagasannya tersebut. Alat ini tidak hanya bisa dipakai halte TransJakarta melainkan di area layanan publik lainnya yang menggunakan pintu putar tiga kaki seperti stasiun dan tempat wisata.
Ia berharap, nantinya ada penelitian lanjutan terhadap alat ini agar menjadi lebih efisien dan dapat diproduksi secara massal serta didistribusikan ke seluruh Indonesia dan atau bahkan dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Alat tersebut mampu mengonversikan energi yang terbuang dari putaran pintu tiga kaki di Halte TransJakarta menjadi energi listrik yang sanggup memenuhi kebutuhan listrik di halte," kata Stephanie Rawi di Depok, Rabu.
Gagasan awal temuan ini berangkat dari aktivitas yang dilakukan oleh penumpang TransJakarta saat men-tap kartu akses masuk halte
TransJakarta. Saat melewati pintu tiga kaki, terdapat gerakan berputar yang menghasilkan energi.
Ia mengatakan energi yang terbuang tersebutlah yang dimanfaatkan oleh kedua mahasiswa UI ini untuk dikonversikan menjadi energi listrik.
Sedangkan Nabila mengatakan "kami menciptakan sebuah kotak berukuran sedang yang didalamnya terdapat sistem mekanikal untuk mengoptimalkan pendapatan listrik".
Sistem mekanikal tersebut dirangkai dan diletakkan ke dalam pintu putar tiga kaki sehingga mampu menghasilkan energi ke genator dan mengonversikannya menjadi energi listrik.
Nabila menambahkan "kami sudah melakukan kalkulasi, jika diimplementasikan, alat ini mampu menghasilkan listrik hingga 15 kwh/hari".
Dengan demikian, energi listrik tersebut akan mampu menghidupi perangkat "card reader" yang dipakai untuk membaca kartu akses masuk penumpang. Sedangkan sisa energi listrik yang dihasilkan dapat juga dimanfaatkan untuk "charging spot", televisi, lampu maupun menyalakan listrik satu halte.
Tim Scraft UI berhasil mengungguli tim Holoenergy dari Brasil yang meraih Juara ke-3. Sedangkan tim Anemoi dari Jerman berhasil meraih predikat Juara Pertama.
Sebelum berangkat ke tingkat dunia, Nabilda dan Stephanie berhasil unggul di tingkat nasional dan Asia dengan berhasil mengalahkan 9 tim yang berasal dari Korea, Jepang, Taiwan, Thailand, Vietnam, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Myanmar.
Prestasi membanggakan ini turut membawa harum nama bangsa Indonesia. Kunci kemenangan tim Scraft UI ada pada orisinalitas ide, memenuhi unsur energi ramah lingkungan serta kesiapan alat ini untuk diimplementasikan ke pintu putar tiga kaki di halte-halte TransJakarta.
Menurut Nabila, timnya telah mengajukan kerjasama dan pihak TransJakarta menyambut dengan baik gagasannya tersebut. Alat ini tidak hanya bisa dipakai halte TransJakarta melainkan di area layanan publik lainnya yang menggunakan pintu putar tiga kaki seperti stasiun dan tempat wisata.
Ia berharap, nantinya ada penelitian lanjutan terhadap alat ini agar menjadi lebih efisien dan dapat diproduksi secara massal serta didistribusikan ke seluruh Indonesia dan atau bahkan dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016