Setelah Yogyakarta dan Bandung, kali ini Surabaya terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan Workshop “Menuju Industri Perfilman” pada 12 hingga 14 Mei lalu.
Dalam keterangannya di Jakarta, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengatakan kegiatan workshop ini merupakan salah satu program Festival Film Bulanan yang bertujuan untuk memfasilitasi dan mengarahkan sineas lokal agar masuk industri perfilman nasional.
“Kegiatan Workshop Menuju Industri Perfilman memang dirancang untuk memacu sineas lokal supaya melek industri. Melalui kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas dan daya saing sehingga nantinya karya-karya mereka bisa menghasilkan nilai ekonomi, serta memberi manfaat untuk masyarakat luas”, ujar Sandiaga Uno.
Workshop yang berlangsung selama 3 hari ini diikuti oleh 20 peserta yang telah berpartisipasi di Festival Film Bulanan Lokus 3 (DKI Jakarta dan Jawa Timur). Adapun pesertanya terdiri dari produser, sutradara/asisten sutradara dan penulis naskah yang mewakili berbagai komunitas film asal Jakarta, Surabaya, Malang, Jember, Kediri, Mojokerto, Sidoarjo, Trenggalek, dan Ponorogo.
Baca juga: Gelar workshop di Yogyakarta, Festival Film Bulanan ajak sineas "Menuju Industri" perfilman
Selama mengikuti kelas, peserta saling bertukar pikiran dan pengalaman dengan para pelaku industri perfilman nasional seperti Jeihan Angga (Sutradara/Penulis Naskah), Windha Pramesti (Line Producer/Dosen Jogja Film Academy), Greg Arya (Editor), dan Edy Wibowo (Pengarah Artistik). Turut hadir pula perwakilan Founder Festival Film Bulanan, Vera Damayanti, Head of Marketing FlipFlop TV, Indra Agus Rahman, dan Konsultan Kekayaan Intelektual, Moh. Fahrial Amrullah.
Selain dikenalkan dengan dunia industri perfilman, para peserta workshop juga diberi pelatihan bagaimana menyusun proposal film, mendistribusikan film, merancang film yang bisa dipasarkan, budgeting, sampai proses pitching.
Di hari ketiga, setiap peserta diberi kesempatan untuk pitching langsung dengan investor. Bagi peserta yang proposalnya terpilih, akan mendapat pendanaan dan pendampingan produksi dari FlipFlop TV, hingga penayangan secara eksklusif.
Salah satu peserta, Rehal Supuntari dari Studio Cerita Mojokerto, terlihat antusias mengikuti jalannya workshop. “Saya berterima kasih pada Festival Film Bulanan. Jika tahun lalu hanya sebuah festival yang menghargai suatu karya dalam bentuk apresiasi saja, di tahun ini mengubah konsep secara total di mana ada workshop, ada Sinema Keliling. Di workshop ini sendiri, kita diajari berbagai macam, mulai dari produksi, soal produserial, directing, distribusi, dan diberi kesempatan untuk pitching langsung dengan investor”, tutur Rehal.
Baca juga: Film "Before, Now & Then" masuk dalam kompetisi utama Festival Film Berlin
Hal senada juga diungkapkan Daffafitra Mangussara asal Jakarta, “Pastinya seneng sih karena ketemu sineas-sineas yang sangat luar biasa ilmunya dan saling sharing juga itu yang membuat acara ini lebih memuaskan. Workshopnya juga enggak cuma mentornya ngejelasin sesuai materi tapi beberapa teknis industri juga dijelasin di mana kampus aku sendiri enggak terlalu banyak dieksplor, itu yang bikin aku terkesan”, ungkap Daffa.
Moh. Fahrial Amrullah, Konsultan Kekayaan Intelektual yang baru pertama kali bersinergi dengan kegiatan ini mengatakan, “Acara ini menurut saya menarik ya, antusiasme dari pesertanya, interaksinya juga bagus, dari pertanyaan-pertanyaan mereka sepertinya ingin mendalami banget mengenai Intellectual Property,” ucap Fahrial.
Mohammad Amin selaku Direktur Musik, Film dan Animasi, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga menghadiri workshop, dalam sambutannya pun berharap kegiatan Workshop Festival Film Bulanan ini menjadi semacam terapi pada titik akupuntur yang tepat, sehingga bisa memberikan efek berantai yang positif, menyehatkan, dan memperkuat ekosistem perfilman di daerah yang mandiri dan sejahtera.
“Harapan selanjutnya, dapat menebalkan rasa percaya diri sineas daerah untuk memproduksi film secara berkelanjutan, berkolaborasi, berjejaring, bersaing, dan mengukir prestasi pada level yang lebih tinggi”, tutup Mohammad Amin.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Dalam keterangannya di Jakarta, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengatakan kegiatan workshop ini merupakan salah satu program Festival Film Bulanan yang bertujuan untuk memfasilitasi dan mengarahkan sineas lokal agar masuk industri perfilman nasional.
“Kegiatan Workshop Menuju Industri Perfilman memang dirancang untuk memacu sineas lokal supaya melek industri. Melalui kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas dan daya saing sehingga nantinya karya-karya mereka bisa menghasilkan nilai ekonomi, serta memberi manfaat untuk masyarakat luas”, ujar Sandiaga Uno.
Workshop yang berlangsung selama 3 hari ini diikuti oleh 20 peserta yang telah berpartisipasi di Festival Film Bulanan Lokus 3 (DKI Jakarta dan Jawa Timur). Adapun pesertanya terdiri dari produser, sutradara/asisten sutradara dan penulis naskah yang mewakili berbagai komunitas film asal Jakarta, Surabaya, Malang, Jember, Kediri, Mojokerto, Sidoarjo, Trenggalek, dan Ponorogo.
Baca juga: Gelar workshop di Yogyakarta, Festival Film Bulanan ajak sineas "Menuju Industri" perfilman
Selama mengikuti kelas, peserta saling bertukar pikiran dan pengalaman dengan para pelaku industri perfilman nasional seperti Jeihan Angga (Sutradara/Penulis Naskah), Windha Pramesti (Line Producer/Dosen Jogja Film Academy), Greg Arya (Editor), dan Edy Wibowo (Pengarah Artistik). Turut hadir pula perwakilan Founder Festival Film Bulanan, Vera Damayanti, Head of Marketing FlipFlop TV, Indra Agus Rahman, dan Konsultan Kekayaan Intelektual, Moh. Fahrial Amrullah.
Selain dikenalkan dengan dunia industri perfilman, para peserta workshop juga diberi pelatihan bagaimana menyusun proposal film, mendistribusikan film, merancang film yang bisa dipasarkan, budgeting, sampai proses pitching.
Di hari ketiga, setiap peserta diberi kesempatan untuk pitching langsung dengan investor. Bagi peserta yang proposalnya terpilih, akan mendapat pendanaan dan pendampingan produksi dari FlipFlop TV, hingga penayangan secara eksklusif.
Salah satu peserta, Rehal Supuntari dari Studio Cerita Mojokerto, terlihat antusias mengikuti jalannya workshop. “Saya berterima kasih pada Festival Film Bulanan. Jika tahun lalu hanya sebuah festival yang menghargai suatu karya dalam bentuk apresiasi saja, di tahun ini mengubah konsep secara total di mana ada workshop, ada Sinema Keliling. Di workshop ini sendiri, kita diajari berbagai macam, mulai dari produksi, soal produserial, directing, distribusi, dan diberi kesempatan untuk pitching langsung dengan investor”, tutur Rehal.
Baca juga: Film "Before, Now & Then" masuk dalam kompetisi utama Festival Film Berlin
Hal senada juga diungkapkan Daffafitra Mangussara asal Jakarta, “Pastinya seneng sih karena ketemu sineas-sineas yang sangat luar biasa ilmunya dan saling sharing juga itu yang membuat acara ini lebih memuaskan. Workshopnya juga enggak cuma mentornya ngejelasin sesuai materi tapi beberapa teknis industri juga dijelasin di mana kampus aku sendiri enggak terlalu banyak dieksplor, itu yang bikin aku terkesan”, ungkap Daffa.
Moh. Fahrial Amrullah, Konsultan Kekayaan Intelektual yang baru pertama kali bersinergi dengan kegiatan ini mengatakan, “Acara ini menurut saya menarik ya, antusiasme dari pesertanya, interaksinya juga bagus, dari pertanyaan-pertanyaan mereka sepertinya ingin mendalami banget mengenai Intellectual Property,” ucap Fahrial.
Mohammad Amin selaku Direktur Musik, Film dan Animasi, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga menghadiri workshop, dalam sambutannya pun berharap kegiatan Workshop Festival Film Bulanan ini menjadi semacam terapi pada titik akupuntur yang tepat, sehingga bisa memberikan efek berantai yang positif, menyehatkan, dan memperkuat ekosistem perfilman di daerah yang mandiri dan sejahtera.
“Harapan selanjutnya, dapat menebalkan rasa percaya diri sineas daerah untuk memproduksi film secara berkelanjutan, berkolaborasi, berjejaring, bersaing, dan mengukir prestasi pada level yang lebih tinggi”, tutup Mohammad Amin.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023