Tim lapangan PDAM Tirta Kahuripan pada Rabu (24/5) menemukan kejanggalan pencatatan pada meteran air di pelanggan saat melakukan pengecekan di Ciomas Permai, Kabupaten Bogor.

Pengecekan dilakukan untuk menanggapi protes puluhan warga perumahan itu yang mendatangi kantor PDAM Ciomas pada Senin (22/5) terkait tagihan yang melonjak sejak meteran air diganti baru pada Desember 2022.

Dari tujuh rumah yang diperiksa acak dan diawasi oleh tim teknis dari Jakarta, ditemukan bahwa semua keluaran air di pelanggan hanya 75-90 persen dari yang tercatat di meteran.

"Hasil pengukuran di rumah saya barusan cuma 88 persen. Dari 10 liter air yang tercatat di meteran, yang keluar cuma 8,8 liter," kata Widodo, warga RW 08 Ciomas Permai.

Baca juga: Tagihan air bengkak, warga Ciomas pertanyakan meteran baru

Ketua RW 08 Dede Ateng, yang menemani tim PDAM saat melakukan pemeriksaan, membenarkan adanya kejanggalan pengukuran pada meteran air yang baru dipasang di perumahan itu.

"Kata petugasnya memang ada kejanggalan," katanya.
 
Ketua RW 08 Ciomas Permai Dede Ateng (kedua kanan) menemani tim teknis PDAM Tirta Kahuripan yang melakukan pengecekan meteran air di perumahan tersebut, Rabu (24/5). (Foto Antara/Widodo).

Sementara itu, Kepala Sub Hubungan Pelanggan PDAM Ciomas Rahma, yang ikut mengawasi pengecekan tersebut, mengatakan bahwa temuan tim di lapangan akan segera ditindaklanjuti oleh pihaknya, termasuk soal kompensasi kepada pelanggan.

Menanggapi hal itu, Widodo mengusulkan agar kompensasi diberikan dalam bentuk pembayaran minimal.

"Jadi, sampai meterannya diganti dengan yang baru, yang sudah terbukti lolos QC (quality control), kita cukup membayar abonemen aja, " katanya.

Dia juga menyinggung soal klasifikasi pelanggan yang dipukul rata R4A tanpa melihat kondisi masing-masing pelanggan.

"Harus di-review, biar adil," tegasnya.

Warga juga mengeluhkan debit air PDAM yang kecil dan mengeluarkan udara ketika keran dibuka.

"Bisa jadi sebetulnya meterannya bagus, tapi karena alirannya kecampur angin, jadi pas dites airnya jadi kurang," kata Irwanto, warga RW 08.

Seorang warga lainnya mengeluhkan soal petugas pencatat yang keliling ke rumah-rumah pelanggan pada akhir bulan.

"Asal nyatet aja. Saya 'ditembak' 50 m3 bulan kemarin, padahal di rumah cuma berdua dan biasanya cuma 8-10 m3," katanya. *

Pewarta: Anton Santoso

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023