Satu orang penonton berinisial KM (23) mengalami luka serius terkena ledakan petasan saat perhelatan Festival Kuluwung atau adu meriam kayu di Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Petugas Puskesmas Sukamakmur, Teguh Yudiana di Bogor, Jumat, menjelaskan bahwa peristiwa itu terjadi pada hari kedua Festival Kuluwung, Kamis (4/5), menjelang penutupan acara.

"Korban sedang mau pulang, saat melewati area kuluwung, ada yang menyalakan petasan korek di sampingnya, lalu meledak petasan tepat di muka korban," kata Teguh.

Menurutnya, akibat ledakan petasan tepat di depan mukanya, KM mengalami luka serius di bagian hidung, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit.

"Bukan (kena meriam kayu), kena petasan. Jadi anak petasan tuh masuk hidung, yang gumpalan petasan itu yang bulat itu masuk hidung," jelasnya.

Teguh menyebutkan bahwa meski KM mengalami pendarahan, namun kondisi tubuhnya stabil, hanya saya perlu menggunakan alat bantu untuk aktivitas makan dan minum.

"Kondisinya bagus, cuma makan pakai alat. Harus dioperasi," kata Teguh.

Sebelumnya, panitia Festival Kuluwung, Ahmad Sukirman mengatakan ada sekitar 110 meriam kayu atau kuluwung dengan beragam ukuran yang digunakan para peserta selama dua hari penyelenggaraan mulai 3-4 Mei 2023.

Kuluwung berbahan dasar batang pohon kapuk dan dilengkapi karbit itu memiliki beragam ukuran, paling besar memiliki panjang sekitar 11 meter dengan diameter 3 meter, dan ukuran paling kecil memiliki panjang sekitar 2 meter dengan diameter sekitar 1 meter. Masing-masing kuluwung yang berisi karbit itu diledakkan sebanyak empat kali setiap satu jam.

"Kalau kita akumulasi secara keseluruhan anggaran satu wilayah hampir Rp1 miliar, mulai dari persiapan akomodasi dan pembelian karbit itu sendiri. Jika diuangkan itu bisa satu kuluwung Rp8 juta," kata Sukirman.

Agar suara dentuman keras seperti meriam, karbit yang telah dipecah menjadi kecil kemudian dicampur dengan air, kemudian dimasukkan ke meriam dan didiamkan sekitar 3 menit hingga karbit mencair dan mengeluarkan asap.

Kemudian, agar karbit tidak cepat menyusut, meriam harus ditutupi ilalang atau diurug dengan tanah untuk menjaga panas, sehingga saat dibakar menghasilkan suara dentuman yang keras dan menggelegar.

"Kita sudah mengantisipasi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Maka, untuk penonton jarak radius harus 50 meter, yang punya bayi atau sakit diungsikan dulu ke tetangga yang rumahnya jauh dari tempat adu kuluwung," tuturnya.

Sukirman menjelaskan bahwa Festival Kuluwung adalah ajang adu karbit yang dilakukan dua desa, yakni Desa Sukamulya dan Desa Sukamakmur, sebagai ajang silaturahmi sekaligus hiburan rakyat.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023