Sukabumi (Antara Megapolitan) - Sebanyak 30 ribu ayam potong yang dibesarkan PT Sierad Produce di Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mati mendadak.

"Dari hasil pemeriksaan dokter, ayam yang mati mendadak tersebut terindikasi gejala penyakit AI (avian influenza) dan jumlahnya mencapai 30 ribu ekor," kata Manager PT Sierad Produce Jampangtengah, Sarpuji di Sukabumi, Selasa.

Menurutnya, antisipasi berdampak kepada masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan, pihaknya segera melakukan pemusnahan. Kematian massal unggas yang dipeliharanya tersebut karena cuaca yang cukup extrem dalam beberapa hari terakhir.

"Untuk pemusnahannya, akan kami lakukan dengan cara dikubur sesuai standar operasional dan prosedur (SOP)," tambahnya.

Sementara, Camat Jampangtengah, Anas Anjasmara mengatakan PT Sierad Produce agar segera menindak lanjuti keluhan warga dengan bau menyengat yang ditimbulkan dari bangkai ayam tersebut.

Selain itu, agar kejadian luar biasa ini tidak berdampak terhadap kesehatan lingkungan dan perusahaan berkewajiban untuk melakukan sosialisasi serta tanggung jawab apabila berdampak pada masyarakat.

Pihaknya juga sudah melaporkan kasus ini kepada Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi untuk melakukan pemeriksaan lapangan untuk melakukan pemeriksaan agar mengetahui apa yang menjadi penyebab puluhan ribu ekor ayam mati mendadak tersebut.

"Perusahaan harus segera mengambil langkah jangan sampai, warga bertambah kesal dengan bau menyengat yang ditimbulkan dari bangkai ayam di PT Sierad Produce tersebut," katanya.

Sementara, salah seorang warga Kampung Cimunding, Kecamatan Jampangtengah yang rumahnya berada di sekitar perusahaan, Abdul Manaf Iman mengatakan bau menyengat dari bangkai ayam di perusahaan tersebut sudah terjadi sejak tiga sampai empat hari yang lalu.

"Sebelum camat datang ke perusahaan ini, kami sudah meminta PT Sierad untuk segera menanggulangi, tetapi terkesan tidak peduli. Maka dari itu kami melaporkan kasus ini kepada pihak kecamatan," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016