Bekasi (Antara Megapolitan) - Dinas Perekonomian Rakyat Kota Bekasi, Jawa Barat, melepas 132 petugas pemantauan dan pemeriksaan hewan kurban ke sejumlah lapak pedagang di 12 kecamatan setempat, Senin pagi.

"Petugas yang kita lepas berasal dari sejumlah instansi terkait serta tim akademisi," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispera Kota Bekasi Satia Sriwijayanti di Bekasi.

Petugas gabungan itu terdiri atas petugas dinas sebanyak 17 orang, petugas penyuluh lapangan tujuh orang, Persatuan Dokter Hewan Indonesia 12 orang, mahasiswa kedokteran hewan Institut Pertanian Bogor (IPB) 40 orang dan petugas kelurahan 56 orang.

Dikatakan Satia, jenis kegiatan yang akan dilakukan berupa pengawasan tempat jualan hewan di jalan protokol yang berpotensi mengganggu keindahan dan ketertiban, melakukan sosialisasi, pemotongan dan penanganan hewan kurban.

Petugas juga diarahkan untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan hewan di tempat jualan serta penanmpungan.

"Pemeriksaan kesehatan hewan di arahkan pada bahan asal hewan berupa daging dan jeroan terutama di masjid dan lapangan. Kita ingin menata lokasi pembuangan limbahnya," katanya.

Dikatakan Satia, salah satu penyakit yang perlu diantisipasi adalah penyakit zoonosis berperantara hewan kurban dari luar daerah, khususnya Anthrax.

"Penyakit Athrax ini berpotensi menular tidak hanya ke hewan, tapi juga bisa ke manusia. Namun sampai saat ini kami belum temukan," katanya.

Pihaknya memprediksi penjualan hewan kurban di wilayahnya pada 2016 bisa mencapai 22 ribu ekor lebih.

Data itu mengacu pada pejualan hewan kurban sejak 2013 yang mencapai 21.619 ekor, lalu menurun pada 2014 sebanyak 21.065 ekor, dan meningkat pada 2015 21.804 ekor.

"Hewan kurban yang masih mendominasi jenis kambing rata-rata mencapai 14 ribu ekor lebih setiap tahun. Sapi sebanyak 5 ribu ekor dan domba 800 sampai 2 ribu ekor per tahun," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016