Purwakarta (Antara Megapolitan) - Para seniman dari berbagai negara menampilkan seni tradisional khas negaranya masing-masing pada puncak Hari Jadi ke 48/185 Purwakarta bertema "World Ethnic Festival".

Kegiatan yang digelar pada Sabtu (27/8) malam hingga Minggu dini hari itu disaksikan secara langsung oleh ribuan masyarakat Purwakarta dan luar Purwakarta.

Acara tersebut diisi pawai etnik kebudayaan dengan mengambil rute Taman Pembaharuan, jalan Veteran menuju Taman Pesanggarahan Padjadjaran di jalan Mr Dr Kusumaatmadja Purwakarta.

Tidak kurang dari 10 negara sebagai perwakilan dari berbagai benua di dunia turut memeriahkan acara tersebut.

Sebagai pembuka acara, kereta kencana Ki Jaga Raksa keluar dari halaman Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta di jalan Veteran.

Kemudian masyarakat disajikan tarian bernuansa etnik yang menceritakan tentang mata pencaharian orang Sunda yang berfokus pada sektor agraris. Disajikan pula tarian tentang Prabu Siliwangi yang selama ini sudah menjadi ikon Kabupaten Purwakarta.

Sementara itu, perwakilan seniman Mesir menampilkan Kesenian "Tanoura", sebuah tarian bernuansa sufi khas Timur Tengah yang kemudian diadopsi Syaikh Jalaludin Rumi menjadi Tarian "Sema".

Disusul perwakilan Meksiko yang menghadirkan pertunjukan khas Suku Aztec yakni "Tlanextli Tlacopan Gorenka". Selanjutnya perwakilan Selandia Baru menampilkan tarian bernama "Pounamu".

Para seniman dari Amerika Serikat menampilkan tarian Suku Indian bernama "Houp" dalam memeriahkan Puncak Hari Jadi Purwakarta itu. Sedangkan Jepang tampil dengan seni "Nowadaiko", dan seniman Rusia menampilkan tarian rakyat "Folk Dancing".

Semangat kebebasan anti politik "apartheid" tercermin dalam tarian yang ditampilkan para seniman Afrika Selatan. Begitu juga dengan Seniman Australia, menghentak seluruh penonton yang hadir dengan "Aboriginial Dance".

Para penonton juga disajikan dengan penampilan dari Tiongkok yang menghadirkan Kung Fu Shaolin. Untuk perwakilan Indonesia tampil memukau dengan tarian Jaipong yang dipadukan dalam balutan musik kontemporer.

Bupati Purwakarta yang langsung memimpin kegiatan itu mengatakan, manusia tidak pernah bisa dilepaskan dari unsur etnik, karena itu pihaknya mengambil tema etnik pada Hari Jadi Purwakarta tahun ini.

"Etnik itu identitas kemanusiaan, darinya manusia membangun kebudayaan dan peradaban. Sehingga sejatinya tanpa hal yang bersifat etnik, kita belum menjadi manusia seutuhnya," kata dia.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016