Jember (Antara Megapolitan) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menargetkan sebanyak 300 elektronik warung gotong royong (E-Warong) tersebar di Indonesia hingga akhir tahun 2016.
"Saat ini sudah ada 15 kabupaten/kota yang sudah memiliki E-Warong dan masing-masing daerah tidak sama jumlahnya, namun harapannya satu E-Warong bisa melayani 1.000 orang penerima program beras untuk masyarakat pra sejahtera (rastra)," katanya usai melakukan sosialisasi E-Warong di Radio Prosalina Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu malam.
Menurut dia, program E- Warong sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo agar bantuan sosial dikendalikan dalam bentuk nontunai, agar bisa dikonversikan dengan berbagai bahan kebutuhan pokok masyarakat.
"Sebenarnya ini mimpi banyak orang, agar orang miskin tidak memiliki kartu terlalu banyak karena terintegrasi dengan satu kartu. Insyaallah sepertinya kita menemukan format, setiap satu kartu akan disiapkan e-wallet," kata Mensos.
Penerima program keluarga harapan atau masyarakat kurang mampu yang mendapat jatah rastra dapat membeli kebutuhan pokok yang ada di warung tersebut dengan menggunakan kartu seperti anjungan tunai mandiri (ATM).
"Dengan kartu itu bisa menekan adanya penyimpangan bantuan dan penerima juga dapat mengontrol pembelian bahan pokok sesuai dengan kebutuhan, sehingga bantuan yang diberikan pemerintah bisa tepat sasaran," katanya.
Ia mengatakan program E-Warong tersebut perlu diperbanyak dan diperluas sehingga masyarakat kurang mampu bisa membeli kebutuhan pokok dengan mudah melalui kartu "serba bisa" itu di agen-agen yang sudah ditunjuk.
"Kalau E-Warung yang diresmikan di Semarang baru melayani PKH (Program Keluarga Harapan) dan rastra, sedangkan di Surabaya justru sudah lebih lengkap, yakni melayani PKH, rastra, elpiji 3 kilogram, dan pupuk bersubsidi," ucap mantan anggota DPR itu.
Khofifah menargetkan sebanyak 3.000 E-Warung pada tahun 2017, sehingga harapannya ke depan, masyarakat penerima bansos tidak perlu lagi antre mencairkan bantuan itu karena mereka bisa berkomunikasi dengan pemilik warung untuk mencairkannya sewaktu-waktu. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Saat ini sudah ada 15 kabupaten/kota yang sudah memiliki E-Warong dan masing-masing daerah tidak sama jumlahnya, namun harapannya satu E-Warong bisa melayani 1.000 orang penerima program beras untuk masyarakat pra sejahtera (rastra)," katanya usai melakukan sosialisasi E-Warong di Radio Prosalina Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu malam.
Menurut dia, program E- Warong sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo agar bantuan sosial dikendalikan dalam bentuk nontunai, agar bisa dikonversikan dengan berbagai bahan kebutuhan pokok masyarakat.
"Sebenarnya ini mimpi banyak orang, agar orang miskin tidak memiliki kartu terlalu banyak karena terintegrasi dengan satu kartu. Insyaallah sepertinya kita menemukan format, setiap satu kartu akan disiapkan e-wallet," kata Mensos.
Penerima program keluarga harapan atau masyarakat kurang mampu yang mendapat jatah rastra dapat membeli kebutuhan pokok yang ada di warung tersebut dengan menggunakan kartu seperti anjungan tunai mandiri (ATM).
"Dengan kartu itu bisa menekan adanya penyimpangan bantuan dan penerima juga dapat mengontrol pembelian bahan pokok sesuai dengan kebutuhan, sehingga bantuan yang diberikan pemerintah bisa tepat sasaran," katanya.
Ia mengatakan program E-Warong tersebut perlu diperbanyak dan diperluas sehingga masyarakat kurang mampu bisa membeli kebutuhan pokok dengan mudah melalui kartu "serba bisa" itu di agen-agen yang sudah ditunjuk.
"Kalau E-Warung yang diresmikan di Semarang baru melayani PKH (Program Keluarga Harapan) dan rastra, sedangkan di Surabaya justru sudah lebih lengkap, yakni melayani PKH, rastra, elpiji 3 kilogram, dan pupuk bersubsidi," ucap mantan anggota DPR itu.
Khofifah menargetkan sebanyak 3.000 E-Warung pada tahun 2017, sehingga harapannya ke depan, masyarakat penerima bansos tidak perlu lagi antre mencairkan bantuan itu karena mereka bisa berkomunikasi dengan pemilik warung untuk mencairkannya sewaktu-waktu. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016