Sukabumi, 1/8 (ANTARA) - Hampir 80 persen pengrajin tahu tempe di Sukabumi  ikut dalam aksi mogok produksi yang dilaksanakan mulai hari ini Rabu sampai Jumat (3/8), dan sekitar 20 persen tidak mengikuti aksi tersebut masih tetap memproduksi tahu tempe.

"Aksi solideritas di hari pertama mogok produksi secara massal yang dilakukan oleh pengrajin tahu tempe di Sukabumi baru diikuti oleh 80 persen pengrajin dan sisanya masih tetap berproduksi," kata Ketua Forum Masyarakat Pengrajin Tahu Tempe Sukabumi," Dadang Jamaludi kepada ANTARA, Rabu.

Menurut Dadang, masih adanya pengrajin yang tidak ikut dalam aksi mogok produksi ini karena mereka khawatir jika tidak produksi tidak bisa mendapatkan penghasilan baik untuk dirinya sendiri maupun karyawannya. Tetapi pihaknya mengimbau kepada mereka yang tidak ikut dalam kegiatan ini, sebagai aksi solideritas agar tidak mengambil keuntungan dari mereka yang melakukan aksi.

Lebih lanjut, aksi ini dilakukan karena sebagai protes kepada pemerintah yang tetap tidak bisa mencarikan solusi dengan tingginya harga kedelai sampai saat ini."Walaupun tidak seluruh pengrajin tahu tempe melakukan aksi tetapi mayoritas sudah mewakili aspirasi mereka," tambahnya.

Dikatakannya, mereka yang tidak ikut aksi ini merupakan pengrajin tahu tempe yang produksinya 100 kg kedelai ke bawah, untuk yang 100 kg ke atas seluruh ikut aksi. Selain itu, pengusaha dan pengrajin yang berada di wilayah selatan seperti Pajampangan mayoritas sebelum digelar aksi ini mereka sudah tidak berproduksi.

"Kami berharap dengan adanya aksi ini, pemerintah bisa segera memberikan solusi yang tepat kepada kami, agar harga kedelai bisa kembali normal," tambahnya.

Sementara, pengrajin tahu tempe di Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi, Yanto mengatakan sesuai dengan rencana awal dirinya sengaja tidak melakukan produksi sebagai bentuk aksi solideritas dan protes karena tingginya harga kedelai impor.

"Aksi ini kami lakukan secara serempak, walaupun ada yang tidak ikut itu semua hak mereka tetapi jangan sampai merugikan kami yang tengah melakukan aksi. Selain itu, kami juga tidak akan melakukan aksi sweeping terhadap para pengrajin yang tetap berproduksi," kata Yanto.

Di sisi lain, tahu dan tempe masih ditemui di pasar, namun jumlahnya cukup terbatas walaupun ada tahu tempe tersebut berasal dari luar Sukabumi seperti Bogor dan daerah terdekat lainnya. Selain itu, harganya juga sudah naik dan ukurannya diperkecil.

"Tahu dan tempe masih tetap ada tetapi pasokannya tidak seperti biasa atau lebih sedikit dan juga harganya naik serta ukurannya dikurangi," kata pedagang tahu tempe di Pasar Cibadak Kabupaten Sukabumi, Asep Nurdin.

Aditya

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012