Bogor (Antara Megapolitan) - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan mengerahkan 235 kelompok pengelola irigasi perikanan (Poklina) untuk memperbaiki dan merawat sarana prasarana di kawasan budidaya.

"Sebanyak 235 Poklina ini kita latih dan berikan pembekalan untuk menumbuhkan kepedulian dalam merawat dan memelihara saluran irigasi perikanan," kata Direktur Kawasan Budidaya Direktorat Jenderan Perikanan Budidaya (DJPB)-KKP Erik Hari Wibowo dalam kegiatan Temu Koordinasi Pengelola Irigasi Tambak Partisipatif (PITAP) di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Erik menjelaskan, ketersediaan air dalam sistem usaha perikanan budidaya sangat penting demi keberlangsungan ikan atau udang yang dipelihara di kolam ataupun tambak. Irigasi menjadi prasaran utama mendukung ketersediaan air.

"Irigasi berfungsi untuk mendukung beroperasinya sistem produksi yang menerapkan teknologi budidaya ikan yang maju, super efisien, efektif dan berkelanjutan," katanya.

Menurut dia, pembangunan jaringan irigasi tambak telah dilaksanakan oleh pemerintah, baik dari sektor Pekerjaan Umum maupun sektor perikanan. Tetapi, kondisi saat ini, sebagian irigasi perikanan telah mengalami penurunan fungsi, banyak yang rusak akibat faktor alam.

Sementara itu, lanjutnya, proses operasional dan pemeliharaan saluran irigasi belum dilaksanakan secara optimal, dan tidak terintegrasi serta berkesinambungan, karena belum tumbuhnya kesadaran para pembudidaya ikan terhadap pentingnya pengelolaan irigasi tambak.

"Pemerintah melalui DJPB-KKP telah mencanangkan program Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif atau PITAP yang mengedepankan prinsip partisipasi, swakelola, pemberdayaan dan berkelanjutan," katanya.

Ia menyebutkan, program PITAP telah dilaksanakan sejak 2013 yang melibatkan lima Poklina di tujuh kabupaten/kota, lalu di 2014 meningkat menjadi 17 Poklina di empat provinsi. Di 2015 jumlah Poklina yang dilibatkan meningkat menjadi 146 kelompok tersebar, dan 2016 ini ada 236 yang tersebar di 71 provinsi.

"Program PITAP dari tahun ke tahun menunjukkan hasil yang memuaskan, target pemeliharaan dan perawatan saluran irigasi melebihi dari yang kita anggarkan, artinya kesadaran Poklina sudah mulai tumbuh untuk merawai saluran irigasi perikanan," katanya.

Erik menambahkan, progarm PITAP merupakan salah satu langkah strategis yang dilakukan DJPB dalam rangka mendorong peningkatan produksi perikanan budaya, serta mendorong kemandirian para kelompok untuk menghasilkan produk perikanan yang berkelanjutan.

Sementara itu, Ketua Temu Koordinasi PITAP Erigenius Patogloan mengatakan, program PITAP 2016 melibatkan 4.700 orang penambak yang tergabung dalam 235 Poklina yang tersebar di 71 provinsi. Sebelum dikerahkan, seluruh anggota Poklina diberikan arahan agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan target yang telah ditentukan.

"Harapannya dengan temu koordinasi ini kegiatan PITAP dapat berjalan secara efektif, efisien dan tepat sasaran sesuai dengan ketentuan berlaku. Para Poklina yang terpilih juga diharapkan terus melanjutkan kegiatannya di wilayah lain, agar pembenahan irigasi perikanan dapat terlaksana," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016