Bogor (Antara Megapolitan) - Olim (54) seorang penderita "buerger disease" (penyakit burger/tromboangitis obliteran) dievakuasi oleh petugas Tagana dari pos ronda di Kelurahan Rangga Mekar, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.

Saat ditemui di rumah anaknya di Kelurahan Genteng, Jumat, Olim mengaku sudah tiga hari menempati pos roda tersebut, setelah pergi dari rumah anaknya yang selama ini merawatnya.

Olim beralasan malu dengan penyakitnya, karena dikira penderita kusta. Luka terbuka pada kakinya menimbulkan kurang sedap sehingga banyak orang enggan mendekat.

Menurut Johan Adi Wijaya (27) anak tertua Olim, bapaknya pergi dari rumah lantaran malu karena penyakitnya menjadi pembicaraan warga sekitar.

"Kami tidak mengusir ataupun membuang bapak dari rumah, bapak yang pergi sendiri dari rumah karena malu banyak omongan tentang penyakitnya," kata Adi.

Olim sudah lama didiagnosis menderita buerger disease, bahkan tahun 2010 tangan kanannya harus diamputasi.

Kini penyakit tersebut menyerang kedua kakinya sehingga menimbulkan luka terbuka juga.

"Bapak saya bukan terkena kusta, tetapi buerger disease, kata dokter penyebabnya karena rokok," kata Adi.

Adi menuturkan, bapaknya selama beberapa bulan terakhir tinggal dan dirawat oleh anak keduanya Maria Fransiska (25) di Cipinang Gading, Kelurahan Rangga Mekar, Bogor Selatan.

"Selama ini saya yang merawat, karena saya tidak lagi kerja, bapak dan ibu dirawat sama adik saya," katanya.

Sebagai buruh bangunan, Adi mengaku tidak sanggup membiayai terus penyakit bapaknya. Untuk sekali berobat di dokter spesialis, ia harus menghabiskan uang Rp100 ribu, bahkan biaya pembelian obat cukup mahal.

"Kalau obatnya habis, penyakitnya kumat," kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan.

Menurut Adi, meski sudah didiagnosis terkena buerger disease, bapaknya masih terus merokok. Padahal dokter telah mengatakan, rokok faktor penyebab penyakit tersebut.

Keberadaan Olim di Pos Ronda mendapat perhatian salah satu warga, melalui "broadcast" di jejaring sosial, keberadaan Olim menggemparkan warga sekitar hingga petugas Tagana dari Dinsosnakertran Kota Bogor membantu mengevakuasinya.

Setelah dievakuasi, Olim dibawa ke rumah anak laki-lakinya di Kelurahan Genteng. Pihak keluarga-pun menyerahkan Olim kepada pemerintah untuk dibantu pengobatannya.

Lurah Genteng Achmad Royadi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak yakni Dinas Kesehatan dan Wali Kota Bogor Bima Arya terkait penanganan yang akan dilakukan kepada Olim. Sementara Olim tidak memiliki KTP Bogor, ia hanya mengantongi KTP DKI Jakarta yang sudah tidak berlaku lagi.

"Kami telah berkoordinasi dengan Wali Kota dan Dinas Kesehatan, sedapat mungkin kita bantu upaya pengobatannya dan mengurus segala keperluan untuk pengobatan termasuk KTP-nya, kami menggunakan data kependudukan dari anaknya yang sudah ber-KTP Bogor," katanya.

Menurut rencana, Olim akan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor untuk mendapat perawatan medis, kemungkinan ia akan kembali diamputasi sebagai satu-satunya jalan pengobatan.

Keberadaan Olim di pos ronda dan harus dievakuasi direspon langsung oleh Wali Kota Bogor yang turun langsung meninjau rumah tempat tinggalnya bersama Kepala Dinas Kesehatan Rubeah.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016