Palang Merah Indonesia (PMI) dan Palang Merah Amerika (Amcross) bekerja sama mengatasi cuaca panas ekstrem yang terjadi daerah pesisir melalui program Coastal City Resilience and Extreme Heat Action Project (CoRHAP).

"Tujuan program ini untuk meningkatkan masyarakat sadar atas risiko bencana panas ekstrem khususnya yang terjadi di daerah pesisir, yang bisa mempengaruhi kondisi warga khususnya yang berada di wilayah pesisir mulai dari perekonomian hingga kesehatan," kata Kepala Markas PMI Pusat Abdul Azis dari Jakarta, Kamis, saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Menurut Azis, PMI merupakan lembaga yang membantu pemerintah (auxiliary to government)  di bidang kemanusiaan, terus berkomitmen membangun kesadaran pengurangan risiko bencana di masyarakat dengan berbagai strategi, apalagi isu pemanasan global menjadi salah satu isu terpenting tidak hanya di Indonesia tetapi seluruh negara. 

Kerja sama PMI dan Amcross melalui dukungan pendanaan dari United States Agency International Development (USAID) ini diharapkan bisa mengurangi dampak dari bencana panas ekstrem.

Menurut Abdul Azis, hal yang perlu dilakukan mengidentifikasi risiko bencana ini kemudian menentukan langkah kerja apa yang akan dilakukan untuk pengurangan risiko tersebut. 

Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, PMI tidak bekerja sendiri dan tentunya harus bekerja sama secara strategis yang berkesinambungan, baik dengan pemerintah, swasta, gerakan masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya.

Dalam pengurangan risiko bencana dampak dari bencana panas ekstrem, selain ketahanan manusia juga ketahanan pangan harus menjadi yang utama, sebab dampak dari bencana ini juga menyebabkan terjadinya gagal panen yang dikhawatirkan pasokan dan persediaan pangan menjadi terbatas bahkan berkurang.

Sementara itu, Perwakilan Amcross untuk Indonesia Husnul Maad menambahkan saat ini keberadaan Amcross di Indonesia, berdasarkan rencana kemitraan strategis dengan PMI, akan mendukung empat kegiatan utama, antara lain, meningkatkan kapasitas organisasi PMI di semua tingkatan.

Kemudian, memperkuat efektivitas layanan tanggap darurat dan pemulihan pascabencana, membangun ketahanan masyarakat terhadap risiko dan dampak bencana melalui pendekatan inovatif dan solusi berkelanjutan, salah satunya melalui program peduli ketahanan kota pesisir dan proyek aksi panas ekstrem.

Sementara itu Manager Program Amcross Muchrizal Harris Ritongga mengatakan saat ini Indonesia terpilih menjadi salah satu dari dua negara di Asia Tenggara yang berkesempatan mendapatkan program di daerah peaisir.

"Tujuan dari proyek ini adalah membangun ketahanan iklim masyarakat perkotaan, khususnya terhadap panas ekstrem melalui perluasan pengetahuan risiko dan penguatan aksi lokal," katanya

Amcross pun bekerja sama dengan pemerintah daerah dan instansi di daerah seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang akan mendorong upaya pentahelix dalam mengurangi dampak resiko dari bencana panas ekstrem.

Amcross telah memilih Kota Medan dan Kota Surabaya, sebagai daerah prioritas dari USAID sebagai lembaga pendonor dari proyek.

Awalnya ada lima daerah terpanas di Indonesia yang diusulkan, tetapi Medan dan Surabaya yang terpilih untuk menjalankan program ini.

Kegiatan ini juga dihadiri perwakilan delegasi dari International Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC) dan Palang Merah Jepang.

Baca juga: PMI Kabupaten Bekasi komitmen terus kawal aksi kemanusiaan

Baca juga: PMI masih berikan pelayanan kesehatan warga korban gempa Cianjur setiap hari ke pengungsian

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023