Bekasi (Antara Megapolitan) - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat Netty Heryawan menilai produk kerajinan tangan di kawasan setempat memiliki daya saing kuat di pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Produk kerajinan tangan Jabar memiliki nilai tambah di pasar MEA berupa torehan seni dan budaya dalam setiap produknya," katanya di Bekasi, Rabu.

Hal itu dikatakannya saat menjadi pembicara dalam acara ASEAN Cooperative Summit & Acotex 2016 di Hotel Santika Bekasi Jalan Harapan Indah Boulevard Nomor 10-12, Kecamatan Medansatria, Kota Bakasi, Jawa Barat, Rabu siang.

Menurut dia, kedua hal itu telah membuat produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Jabar memiliki karakter kuat untuk bersaing dengan produk negara ASEAN.

"Produk kita tidak kalah, ada beberapa produk kita yang diakui luar bahkan diklaim sebagai produksi asing," katanya.

Produk kerajinan UKM tersebut, kata dia, di antaranya tas, topi, kaos, gantungan kunci, kipas, plakat, boneka, cangkir dan aksesoris alat rumah tangga.

"Bila karakter seni dan budaya itu dilekatkan pada produk kerajinan seperti tempat tisue dan lainnya, tentu memiliki poin tambahan di pasaran," katanya.

Dikatakan Netty, sejumlah produk kerajinan tangan Jabar juga telah diikutsertakan dalam Indonesia Tourism Information Center (ITIC), Kuta, Bali.

Pameran yang dilaksanakan pada 22-24 Juli 2016 ini diikuti oleh 10 Provinsi yang tergabung dalam forum Mitra Praja Utama (MPU).

Kolaborasi antara Dekranasda dengan MPU diharapkan dapat membantu meningkatkan kerja sama pembangunan antar daerah di berbagai bidang strategis terutama kerajinan dan ekonomi kreatif.

"Kegiatan itu merupakan uji coba produk kita. Alhamdulillah responnya bagus," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016