Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta angkutan pengumpan atau "feeder" di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) diperbanyak untuk meningkatkan jumlah penumpang Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (Sumsel).

"LRT ini harus banyak angkutan 'feeder'-nya. Sejauh ini kolaborasi antara Kemenhub dengan Pemerintah Kota Palembang untuk menyediakan angkutan feeder ini sudah cukup baik. Ke depan, kami akan menggandeng pihak swasta," kata Menhub seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.

Hal tersebut dikatakannya saat meninjau LRT Sumsel dan angkutan pengumpan di Kota Palembang, Minggu.

Baca juga: Penumpang LRT di Sumsel tembus 5.000 penumpang/hari

Menhub mengungkapkan salah satu perusahaan perbankan nasional telah menyatakan akan berpartisipasi untuk menyediakan layanan angkutan pengumpan LRT Sumsel.

"Yang akan datang ada sumbangan dari Bank Mandiri. Melalui program CSR-nya, mereka akan memberikan angkutan 'feeder' tetapi bentuknya unik seperti angkutan 'feeder' Jeepney yang ada di kota Manila, Filipina," ucapnya.

Lebih lanjut, ia juga menginginkan angkutan pengumpan tersebut memiliki keunikan sehingga dapat menjadi ikon baru kota Palembang yang menarik perhatian masyarakat.

"Palembang sudah terkenal dengan makanannya yang enak dan sekarang kita harus membuat angkutan 'feeder' yang unik agar dapat memberikan pengalaman yang berkesan bagi masyarakat di Palembang maupun pendatang," kata Menhub.

Baca juga: Mengapa LRT Sumsel ditutup sementara ?

Oleh karena itu, ia pun mengharapkan dalam waktu 6 bulan ke depan, penambahan layanan angkutan pengumpan yang unik di kota Palembang sudah bisa diimplementasikan dan semakin meningkatkan minat masyarakat di kota Palembang dan sekitarnya untuk menggunakan angkutan massal.

Kemenhub mencatat bahwa saat ini jumlah angkutan pengumpan LRT Sumsel (angkutan pengumpan Musi Emas) yang telah beroperasi sebanyak 51 unit tersebar di tujuh rute dan beroperasi mulai pukul 05.00 WIB-19.16 WIB.

Angkutan pengumpan itu saat ini memilik tujuh rute perjalanan, yakni koridor 1 (Talang Kelapa-Talang Buruk), koridor 2 (Asrama Haji-Sematang Borang), koridor 3 (Asrama Haji-Talang Betutu), koridor 4 (Stasiun Polrestabes-Perumahan OPI), koridor 5 (Stasiun DJKA-Tegal Binangun), koridor 6 (Stasiun RSUD-Sukawinatan), dan koridor 7 (Bukit–Stadion Kamboja via Stasiun Sriwijaya).

"Sejak diluncurkan pada tahun 2018, perkembangan LRT Sumsel luar biasa. Tahun 2019 penumpangnya mencapai 2,6 juta orang. Sempat menurun pada 2020 dan 2021 akibat pandemi COVID-19 hanya 1,5 juta penumpang. Kemudian, pada 2022 melonjak menjadi 3 juta lebih. Tahun 2023 ini, kami harapkan naik signifikan menjadi 4 juta orang per tahun," ucap Menhub.

Baca juga: LRT Sumsel mulai operasi untuk penumpang

Dalam tinjauannya, Menhub sempat menaiki LRT Palembang dari Stasiun Bandara menuju Stasiun Bumi Sriwijaya dan melanjutkan perjalanan dengan naik angkutan pengumpan Musi Emas menuju halte terakhir, yakni halte SMA Negeri 10.

Saat perjalanan, Menhub juga berbincang dengan sejumlah penumpang, salah satunya bernama Yusuf yang berasal dari Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel. Yusuf mengatakan bahwa ia datang untuk menjajal LRT Palembang bersama keluarganya.

"Saya belum pernah naik LRT jadi ingin mencoba bersama anak-anak. Naik LRT enak, bersih, bebas macet,dan 'on time,' ujar Yusuf.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023