Teheran (Antara Megapolitan) - Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei menuduh Arab Saudi melakukan "kejahatan besar" dengan membom orang yang tak berdosa di Yaman.
"Menyerbu Yaman, pemboman tanpa henti terhadap rumah, sekolah dan rumah sakit, dan pembunuhan anak-anak adalah kejahatan besar Arab Saudi, yang dilakukan dengan memasok senjata dan memberi lampu hijau kepada Amerika Serikat," katanya.
Khameini juga menggambarkan perundingan yang baru-baru ini dilakukan Arab Saudi dengan Israel sebagai "tikaman dari belakang" buat umat Muslim di dunia, demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam.
Pemimpin Spiritual Iran itu juga mengatakan, "Hubungan Arab Saudi dengan Israel adalah pengkhianatan dan dosa besar."
Dalam membangun hubungan Arab Saudi dengan Israel, ia menilai Amerika Serikat telah memainkan peran, sebab para pejabat Arab Saudi terobsesi oleh keinginan Amerika.
Pemimpin Spiritual Iran tersebut juga mengatakan Arab Saudi telah menyerang Bahrain dengan bantuan Amerika Serikat.
Pada Ahad (24/7) pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi menewaskan 20 petempur kelompok gerilyawan Syiah Al-Houthi di Kota Pelabuhan Mocha, Yaman, kata beberapa warga dan pejabat keamanan.
Serangan udara tersebut ditujukan ke satu rombongan tiga kendaraan militer yang membawa petempur Al-Houthi di sepanjang daerah pertempuran di Kota Mocha, yang berada di tepi Laut Merah, kata beberapa pejabat.
Sementara itu serangan udara lain menghantam satu gudang, beberapa mil di pinggiran kota itu, "yang digunakan untuk menyimpan senjata dan bahan bakar sewaktu beberapa gerilyawan berada di dalamnya", kata seorang pejabat yang tak ingin disebutkan jati dirinya.
Warga setempat mengatakan banyak mayat bergeletakan di jalan setelah kendaraan mereka hancur, terbakar dan tercabik, di antara mereka terdapat pejalan kaki.
Dalam kesempatan lain, kantor berita Saba, yang dikuasai anggota Al-Houthi, melaporkan serangan udara menghantam satu rumah di Mocha, menewaskan puluhan orang dan melukai sejumlah orang lagi di jalanan di dekatnya.
Arab Saudi telah memimpin perang melawan gerilyawan Al-Houthi di Yaman sejak 26 Maret, untuk mendukung pemerintah hasil pemilihan umum di negara yang dicabik perang saudara tersebut sejak tiga tahun lalu.
Gerilyawan Al-Houthi, yang bersekutu dengan Iran dan berpusat di provinsi perbatasan utara-jauh Saada serta didukung oleh pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh, menyerbu Ibu Kota Yaman, Sana'a. Mereka memaksa Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang diakui masyarakat internasional tapi dituduh korupsi, bersama pemerintahnya hidup di pengasingan pada 2014.
Perang saudara dan serangan udara telah menewaskan lebih dari 6.400 orang, separuh dari mereka warga sipil, melukai lebih dari 35.000 orang dan membuat lebih dari dua juta orang kehilangan tempat tinggal, kata beberapa organisasi bantuan kemanusiaan.
Semua pihak yang berperang telah mengadakan pembicaraan perdamaian di Kuwait sejak April di bawah pengawasan PBB untuk mencari penyelesaian politik guna mengakhiri perang di Yaman.
Pada Jumat (22/7) kelompok Al-Houthi memperingatkan serangan udara yang berlanjut oleh koalisi pimpinan Arab Saudi tentu akan menggagalkan pembicaraan perdamaian yang diperantarai PBB dan berlangsung di Kuwait, kata satu pernyataan yang disiarkan kantor berita Saba.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016