Sukabumi (Antara Megapolitan) - Wakil Bupati Sukabumi, Adjo Sardjono secara tegas melarang seluruh pengajar atau guru merokok di depan peserta didiknya karena bisa menimbulkan efek negatif bagi si pelajar yang melihatnya.

"Pengajar tidak hanya dilarang merokok dalam lingkungan sekolah, tetapi di luar sekolah juga jangan merokok di depan pelajarnya," katanya di Sukabumi, Jumat.

Menurutnya, kasus kecanduan rokok di Kabupaten Sukabumi saat ini sudah bisa dikatakan mengkhawatirkan karena, dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh pihak dinas kesehatan setempat, ternyata cukup banyak pelajar tingkat SD yang sudah dan kecanduan merokok.

Untuk itu, pengajar harus memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya, karena sikapnya akan selalu menjadi contoh yang salah satunya dengan tidak merokok di lingkungan sekolah maupun di depan pelajar.

Pihaknya juga berharap, tidak ada lagi pengajar yang merokok khususnya di lingkungan sekolah. Jika kedapatan, maka akan dijatuhi sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Selain itu, pengajar harus menjadi garda paling depan dalam melakukan peningkatan taraf kesehatan masyarakat, bahkan secara rutin harus bisa "mencekoki" anak didiknya bahwa merokok itu dapat menimbulkan berbagai penyakit.

"Pengajar dan pelajar bisa belajar dengan sehat apabila lingkungan sekolahnya bebas dari asap rokok," tambah mantan Sekda Kabupaten Sukabumi ini.

Adjo mengatakan berbagai upaya dilakukan pihaknya untuk menekan angka peredaran rokok di kalangan pelajar, mulai dari sosialisasi hingga razia. Namun, upaya tersebut tidak mungkin berhasil jika tidak didukung oleh semua pihaknya khususnya pengahar maupun orang tua murid.

Sementara itu, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Kabupaten Sukabumi, Ela Karmila mengatakan dari hasil pengkajian dan sosialisasi tentang bahaya rokok di 10 sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMP ternyat banyak pelajar yang duduk di SD sudah mencoba bahkan kecanduan rokok.

"ini menjadi perhatian utama kami untuk mengatasi permasalahan rokok tersebut, dan bagi yang sudah kecanduan kami mempunyai progam untuk melakukan terapi agar kebiasaan buruknya itu hilang," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016