Bogor (Antara Megapolitan) - Sophie Sarwono, ibunda Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia (UI) Prof Sarlito W Sarwono, tutup usia pada Jumat (22/7) malam di Rumah Sakit Karya Bhakti Pertiwi, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Almarhumah dimakamkan Sabtu siang pukul 13.30 WIB di tempat pemakaman Giri Tama Tonjong, dihadiri seluruh anak, cucu, buyut hingga kerabat dan kolega dari keluarga besar Sarwono.

Menurut Sarsanto Wibisono Sarwono, putra ketiga almarhum, ibundanya meninggal dalam usia 94 tahun kurang lima hari. Sebelum meninggal almarhum sempat mengalami kecelakaan mobil di tol Jagorawi pada 16 Juli 2016 mengalami luka pada bagian bibir.

"Ibu sempat dirawat di rumah sakit dan pulih kembali seminggu berikutnya. Jumat (22/7) kondisi ibu menurun tidak mau makan, minum dan kesulitan bernafas karena ada gangguan di paru-paru. Hingga menghembuskan nafas terakhir pukul 23.00 WIB," katanya.

Pemakaman ibunda Prof Sarlito berlangsung khidmat, belasan mobil mengantar jamazah almarhum ke tempat pemakaman bukan umum, berdampingan dengan makam almarhum suaminya, Sarwono Prawiroatmodjo, yang lebih dulu wafat tahun 2002.

Di mata Prof Sarlito, ibunya sosok yang memiliki banyak teman hingga empat generasi hidupnya. Karena itu, wajar banyak yang datang mengantarkan kepergiannya ke tempat peristirahatan terakhir.

"Ibu orang yang memiliki teman sampai empat generasi, ini yang membuatnya panjang umur," kata Sarlito.

Sang ibu memiliki ciri khas yakni membuat dirinya selalu bermanfaat. Almarhumah bersosialisasi dan berteman baik dengan teman-teman sejawatnya, teman dari anak-anaknya, bahkan teman dari cucu-cucunya.

"Ibu saya ini tecatat sebagai peserta termuda Kongres Wanita 1928 yang kini dikenal sebagai Hari Ibu. Saat itu usianya baru enam tahun. Ia dibawa oleh ibunya, Siti Sahra Goenawan, yang kala itu menjadi salah satu peserta kongres," kenang Sarlito yang tak kuasa menahan haru atas kepergian ibunya.

Sophie Sarwono binti Goenawan meninggalkan tujuh anak, 15 cucu dan hampir 20 buyut. Di masa hidupnya aktif di bidang sosial, pernah berkuliah di Fakultas Hukum UI (tidak menamatkan pendidikan), kemudian menjadi penyiar di RRI.

Almarhum pernah mendirikan partai dan ikut pemilu gelombang pertama lalu terpilih menjadi Wali Kota Tegal. Hingga kini masih terbentuk perkumpulan Tegal yang didirikannya.

Sophie juga pernah menjadi Sekjen Perkumpulan Keluarga Berencana dan masih banyak jabatan yang diemban, termasuk "Women International Club".

"Ibu sosok yang jadi panutan, jiwa sosialnya sangat tinggi, selalu berkecimpung dalam bidang sosial. Baginya bersosialisasi untuk menjadi satu bukan berpecah," kata Sarsanto.

Sarsanto yang kini menjabat sebagai Ketua KB mengingat betul pesan sang ibu semasa hidupnya agar membangun sosial untuk bersatu karena banyak orang yang aktif di kegiatan sosial pada akhirnya terpecah-belah.

"Pesan ibu yang akan saya lanjutnya perjuangannya di PKBI adalah kita harus ada cita-cita yang dituju bersama, terutama tentang kebaikan kepada siapapun," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016