Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, terus memantau stok minyak goreng kemasan rakyat Minyakita, yang kini mulai banyak tersedia di pasar-pasar tradisional.

Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Perlindungan Konsumen, dan Tertib Niaga Diskop-UKM-dagin Kota Bogor Mohamad Soleh mengatakan ketersediaan Minyakita mulai banyak kembali setelah ada upaya Kementerian Perdagangan dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang memastikan stok akan difokuskan untuk pasar tradisional.

"Ketersediaan di tingkat pengecer sudah mulai banyak, hasil pantauan hari ini," kata Soleh saat dikonfirmasi ANTARA di Kota Bogor, Kamis.

Sesuai dengan keterangan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, kata Soleh, pihaknya akan memantau suplai MinyaKita yang hanya akan tersedia di pasar tradisional, termasuk di Kota Bogor.

Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan sebut berhasil kendalikan harga minyak goreng kurang dari 1 bulan

Menurutnya, menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1444 Hijriah memang perlu pengawalan ketat soal stok pangan hingga ke pasar-pasar tradisional.

Soleh menyampaikan menurut pantauan harian di dua pasar tradisional yang menjadi acuan Pemerintah Kota Bogor, yakni Pasar Bogor dan Pasar Anyar pada pada Kamis, harga Minyakita mengalami kenaikan Rp500.

Dari harga yang ditetapkan pemerintah pusat sebesar Rp14.000, pedagang menjual Minyakita seharga Rp14.500 kepada konsumen.

Sementara, minyak goreng curah dijual dengan harga stabil Rp14.500, kemasan sederhana tidak tercatat dan kemasan premium seharga Rp18.500.

Baca juga: Kemendag diminta tingkatkan distribusi Minyakita ke pasar

"Di dua pasar tradisional terbesar di Kota Bogor itu harga jual Minyakita sama, naik Rp500 yang lain stabil," ujar Soleh.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan telah menyatakan pemerintah dan produsen telah sepakat untuk meningkatkan tambahan suplai minyak goreng (migor) kemasan dan curah sebanyak 450 ribu ton per bulan selama tiga bulan yaitu Februari-April 2023.

Upaya ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat jelang Puasa hingga Lebaran 2023.

Sebelumnya, suplai minyak goreng per bulan hanya sebesar 300 ribu ton per bulan. Kini pemerintah pun menaikkannya hingga 50 persen.

Baca juga: MinyaKita di Bandung langka dan harga naik

Zulkifli mengatakan kelangkaan MinyaKita di pasaran bukan karena stok minyak goreng yang menipis, tapi akibat banyak masyarakat yang mulai beralih dari minyak goreng premium ke MinyaKita lantaran kualitasnya yang tidak berbeda jauh.

Mendag menegaskan MinyaKita hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Minyak goreng kemasan rakyat (MinyaKita) dijual seharga Rp14.000/liter atau Rp15.500/kg untuk minyak goreng curah.

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023