Sukabumi, 24/7 (ANTARA) - Tingginya harga kacang kedelai impor yang merupakan bahan baku utama pembuatan tempe dan tahu memicu para pengrajin di Sukabumi terpaksa harus menaikan harga dan mengurangi ukuran untuk mengantisipasi kerugian.

"Kami terpaksa mengurangi dan menaikan harga tahu dan tempe karena harga kacang kedelai yang terus "meroket"," kata Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Pengrajin Tahu Tempe Sukabumi, Dadang Jamaludin, Selasa.

Menurut Dadang, harga kedelai impor saat ini sudah menembus Rp8.200/kg padahal harga yang aman untuk pengarajin yakni Rp5.500/kg, sehingga dengan tingginya harga kedelai ikut memicu kenaikan harga tahu tempe.

Padahal tahu tempe ini merupakan makanan masyarakat menengah ke bawah, dengan tingginya harga khawatir masyarakat tidak membeli yang imbasnya kepada pengrajin.

Lebih lanjut, pihaknya juga meminta langsung kepada pemerintah khususnya Kementerian Perdagangan RI agar mencari solusi dengan tingginya harga kedelai ini, karena yang diterima oleh pihaknya harga kedelai naik karena tingginya bea masuk.

Kami meminta kepada pemerintah untuk segera mencari solusi tentang permasalahan ini jangan sampai berkepanjangan karena bisa mematikan usaha ratusan pengrajin tempe dan tahu di Sukabumi.

"Selain itu, dari hasil pertemuan dengan pihak Kemendag RI di Jakarta, rencananya pemerintah akan menghapuskan bea masuk untuk kedelai," tambahnya.

Di Sukabumi sendiri ada sekitar 1.200 pengrajin tahu tempe, sebagian diantaranya sudah mulai kolev dan tidak beroperasi karena tingginya harga kedelai tersebut. Jika tidak diantisipasi lebih cepat maka seluruh pengrajin tahu tempe bisa gulung tikar.

"Jikan kondisi ini tidak bisa ditangani atau tidak ada solusinya kami berencana akan melakukan mogok massal memproduksi tahu tempe, selain itu ada surat dari Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) Nomor 29/org/VII/12 tentang pemberitahuan penghentian produksi tahu sementara," kata Dadang.

Di sisi lain, pelajar SMKN Pertanian Cibadak, Kabupaten Sukabumi saat ini tengah mengembangkan pembuatan tempe dan tahu dari bahan baku non kedelai. Bahan baku yang digunakan adalah kacang tunggak yang harganya sangat murah di pasaran yakni Rp1.500/kg.

Selain itu, rasa dan aromanya pun sama dan kandungan gizi hampir sama dengan kacang kedelai, sehingga ini bisa dijadikan bahan baku alternatif oleh pengrajin tempe dan tahu di Sukabumi.

"Ini merupakan inovasi baru membuat tahu tempe dari kacang tunggak, selain itu merupakan solusi jika harga kedelai meningkat dan saat ini kami masih melakukan sosialisasi dari penemuan terbaru kami ini," kata Wakil Kepala SMKN Pertanian Cibadak Bidang Kesiswaan, Idris Supendi.


Aditya

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012