Bekasi (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat, merekomendasikan pasien anak yang sempat menjalani vaksinasi di empat rumah sakit di daerah itu yang terindikasi memasarkan vaksin palsu untuk segera melakukan vaksin ulang.
"Kami sulit untuk mendata satu per satu anak yang menerima vaksin palsu karena butuh tenaga, biaya yang tinggi dan waktu yang panjang," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tety Manurung di Bekasi, Kamis.
Hal itu diungkapkan Tety menyikapi adanya temuan tiga rumah sakit swasta di wilayah itu yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan terindikasi memasarkan vaksin palsu.
Ketiga rumah sakit itu adalah RS Sayang Bunda Ponduk Ungu Bekasi Utara, RS Permata di Kecamatan Mustikajaya, RS Elisabeth di Kecamatan Narogong dan RS Hosana Medica Bekasi di Kecamatan Rawalumbu.
Penelusuran sudah dilakukan pihaknya terhadap 38 rumah sakit swasta di wilayahnya jauh sebelum rilis itu dikeluarkan oleh Kemenkes, satu di antaranya yang dicurigai adalah RS Hosana Medica.
"Kecurigaan kami dilatarbelakangi hasil laporan karena dari tiga rumah sakit yang ditelusuri, hanya RS Hosana yang mendapat pasokan obat dari distributor tidak resmi," katanya.
Disebut tidak resmi, kata dia, karena distributor obat tersebut tidak dikenal dan tidak masuk dalam daftar dari dinas terkait. "Rumah sakit swasta lainnya biasa dipasok dari daftar yang dimiliki oleh dinas terkait," katanya.
Dikatakan Tety, distributor resmi sudah melakukan proses verifikasi terkait badan hukum, jalur distribusi dan produk yang digunakan.
Tety berharap masyarakat dapat lebih waspada dalam penggunaan vaksin di pasaran untuk mengecek produk yang ditawarkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Kami sulit untuk mendata satu per satu anak yang menerima vaksin palsu karena butuh tenaga, biaya yang tinggi dan waktu yang panjang," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tety Manurung di Bekasi, Kamis.
Hal itu diungkapkan Tety menyikapi adanya temuan tiga rumah sakit swasta di wilayah itu yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan terindikasi memasarkan vaksin palsu.
Ketiga rumah sakit itu adalah RS Sayang Bunda Ponduk Ungu Bekasi Utara, RS Permata di Kecamatan Mustikajaya, RS Elisabeth di Kecamatan Narogong dan RS Hosana Medica Bekasi di Kecamatan Rawalumbu.
Penelusuran sudah dilakukan pihaknya terhadap 38 rumah sakit swasta di wilayahnya jauh sebelum rilis itu dikeluarkan oleh Kemenkes, satu di antaranya yang dicurigai adalah RS Hosana Medica.
"Kecurigaan kami dilatarbelakangi hasil laporan karena dari tiga rumah sakit yang ditelusuri, hanya RS Hosana yang mendapat pasokan obat dari distributor tidak resmi," katanya.
Disebut tidak resmi, kata dia, karena distributor obat tersebut tidak dikenal dan tidak masuk dalam daftar dari dinas terkait. "Rumah sakit swasta lainnya biasa dipasok dari daftar yang dimiliki oleh dinas terkait," katanya.
Dikatakan Tety, distributor resmi sudah melakukan proses verifikasi terkait badan hukum, jalur distribusi dan produk yang digunakan.
Tety berharap masyarakat dapat lebih waspada dalam penggunaan vaksin di pasaran untuk mengecek produk yang ditawarkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016