Warga Desa Plangkrongan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengenalkan durian varietas unggulan produksi daerah setempat yang diberi nama "Saman" agar dikenal khalayak dan menjadi buah andalan lokal atau ikon, seperti Jeruk Pamelo.

Kepala Desa Plangkrongan Wawan Setiyo Budi mengatakan Durian Saman dinamakan demikian karena disesuaikan dengan nama pemiliknya, yakni Mbah Saman yang berasal dari Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol, Magetan.

"Pohon Durian Saman relatif sama seperti pohon durian pada umumnya, hanya saja agak pendek. Sedangkan untuk ukuran buahnya tidak terlalu besar, tapi daging buahnya tebal serta berwarna kuning," ujar Wawan di Magetan, Minggu.

Baca juga: Iyos Somantri: Durian unggulan Sukabumi mampu bersaing di tingkat nasional

Menurutnya, Durian Saman sudah dikembangkan sejak dulu. Bantuan bibit pun juga telah diberikan untuk memberi stimulan agar warga Plangkrongan mau menanam dan memperbanyak jumlah anakan Durian Saman.

"Kalau dari desa sudah berusaha memberi bibit agar masyarakat mau menanam. Memang prosesnya agak lama, dan ini memang proyek jangka panjang," ucap dia.

Selain itu, dalam rangka memenuhi jumlah permintaan, pemerintah desa setempat juga mencoba untuk mengenalkan bahwa tidak semua durian dari Plangkrongan adalah Durian Saman. Ini didapatkan dari anakan Durian Saman yang apabila berbuah akan diberi nama yang berbeda.

Baca juga: Kecamatan Cikakak dijadikan daerah pusat durian unggul Kabupaten Sukabumi

"Supaya orang tahu, kalau, misal, cocok dengan satu jenis tertentu, maka akan langsung mencari pemiliknya, walaupun indukan nya sebenarnya sama-sama dari Durian Saman. Hanya saja kadang dari segi tanah dan pengelolaan beda, maka hasilnya juga cenderung akan berbeda," tutur Wawan.

Namun, hal tersebut tentu masih butuh kerja keras. Pemdes Plangkrongan mengaku terkendala dengan minat warga yang belum banyak menanam buah Durian Saman, dikarenakan jangka waktu yang cukup lama untuk berbuah dan tata kelola pohon yang dinilai susah.

Hal tersebut dibuktikan dengan pemikiran kebanyakan warga yang menganggap bahwa durian adalah buah biasa yang tidak memiliki nilai jual tinggi.

Baca juga: Cita rasa durian Babel terbaik di dunia

"Sehingga biasanya warga menjual dengan pikiran yang penting laku, bahkan banyak yang menjual dengan harga Rp10 ribu per buah," katanya.

Karenanya, menjadi perhatian yang serius oleh pemdes setempat untuk mengembangkan Durian Saman semaksimal mungkin agar tidak hilang sebagai ikon Desa Plangkrongan sebagai daerah asalnya.

"Harapannya tentu ingin mengangkat Durian Saman dan dikelola bersama menjadi satu pintu. Semoga ke depan bukan hanya menjadi kearifan buah lokal desa, tapi kalau bisa jadi ikon Kabupaten Magetan, seperti halnya Jeruk Pamelo Magetan," ujarnya berharap.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023