Ratusan umat Kristiani di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merayakan Hari Raya Natal secara bersama dalam satu acara atau Natal Oikumene di Ballroom Hotel Nuanza Cikarang Selatan dengan penuh khidmat dibalut rasa kebersamaan.

Ketua Panitia Natal Oikumene Kabupaten Bekasi Henri Lincoln mengatakan perayaan ibadah umat Kristiani ini terselenggara berkat inisiasi sejumlah pihak dengan persiapan minim.

"Sudah tujuh tahun kita tidak merayakan Natal secara bersama, ditambah pandemi COVID-19 pada dua tahun kemarin. Berkat inisiasi Pak Kapolres Gidion waktu itu ditambah dorongan dan dukungan para pihak akhirnya bisa digelar tahun ini," katanya usai pelaksanaan, Minggu.

Baca juga: Pemkot Bekasi apresiasi petugas pengamanan Hari Raya Natal 2022

Dia mengaku mempersiapkan acara ini hanya dalam waktu kurang dari setengah bulan namun atas dorongan segenap pihak terkait, kegiatan tersebut akhirnya bisa sukses digelar dengan jumlah peserta yang relatif banyak.

Perayaan Natal Oikumene tahun ini mengusung tema "Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain" (Matius 2:12) dengan diawali ibadah bersama Pendeta Hendriette Lebang.

Henri menyebut sedikitnya ada 800 umat Kristiani dari berbagai kalangan maupun organisasi keagamaan mulai dari PGIS, PGIP, KWI, GAMKI, MUKI, POKE, API, FKUB, sera Pemuda Katolik yang turut memeriahkan acara tersebut.

Baca juga: Polres Bekasi kerahkan 2.500 personel gabungan amankan 144 gereja

Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan selaku undangan mengapresiasi kegiatan yang menjadi bagian dari wujud rasa syukur khususnya bagi umat Kristiani di daerahnya.

"Namanya bapak ke anak kali ya sebagai bupati menghadapi masyarakat sah-sah saja. Karena ini berkehidupan berbangsa dan bernegara kadang kita perlu diberikan semangat juga dari warga. Saya ingin menjadi semangat Natal ini yang paling mendasar, seperti kado, bingkisan untuk saling berbagi," katanya.

Dia berpesan dalam konteks tahun politik, segenap lapisan masyarakat diharapkan tetap mampu menjaga kerukunan dan keharmonisan dalam keberagaman di Kabupaten Bekasi untuk menghindari politik identitas.

"Saya pribadi juga selalu menyempatkan mengunjungi kegiatan agama, apapun ya, tidak hanya mayoritas, Muslim. Ini dalam rangka keharmonisan interaksi positif di antara umat beragama. Setiap ada percikan sekecil apapun, segera kita selesaikan agar tidak meluas dan saya yakin semua agama mengajarkan kedamaian," katanya.

Baca juga: Polisi jaga area gereja di Bekasi jelang Misa Natal

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama Kabupaten Bekasi Athoillah Murshid menjelaskan bahwa perbedaan bukan menjadi sumber perpecahan namun justru sesuatu yang indah apabila diisi dengan keharmonisan serta rasa saling toleransi.

"Perbedaan itu jangan dijadikan perpecahan. Kita berbeda-beda, ada yang Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghuchu. Namun perbedaan itu sebenarnya sangatlah indah," demikian Dani Ramdan.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023