Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Bekasi yang bergerak di sektor minyak dan gas, PT Bina Bangun Wibawa Mukti (BBWM) melakukan diversifikasi usaha instalasi pembangkit listrik menggunakan media panel surya di gedung-gedung milik pemerintah daerah.
"Pemasangan instalasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) ini merupakan bagian dari diversifikasi usaha yang dilakukan perusahaan," kata Direktur Utama PT BBWM Prananto Sukodjatmoko di Cikarang, Rabu.
Dia menjelaskan diversifikasi usaha ini merupakan langkah strategis yang diambil demi keberlanjutan perusahaan di tengah penurunan alokasi gas terproses dari PT Pertamina sebagai imbas ketersediaan cadangan gas yang semakin menipis.
Baca juga: DPRD Kabupaten Bekasi dukung diversifikasi sektor usaha BBWM
Baca juga: Pemkab Bekasi dorong BUMD migas diversifikasi ke energi terbarukan
Ia menyebutkan puncak pasokan assosiated gas dari PT Pertamina terjadi pada tahun 2012 silam sebesar 32 juta kaki kubik per hari. Saat itu perusahaannya mampu menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) senilai Rp30 miliar lebih.
"Berbanding lurus karena pasokan besar maka setoran PAD juga pasti besar. Namun sejak saat itu, alokasi Pertamina terus berkurang, saat ini hanya 1,5 juta kaki kubik per hari. Produksi menurun, setoran PAD juga otomatis ikut turun," katanya. Prananto mengaku diversifikasi usaha sudah direncanakan sejak tahun 2016 guna mengantisipasi penurunan cadangan gas namun rencana itu kerap tertunda akibat dinamika politik ditandai pergantian kepemimpinan kepala daerah selaku kuasa pemilik modal perusahaan.
"Dan di era kepemimpinan Dani Ramdan selaku Penjabat Bupati Bekasi saat ini, rencana itu direspon cepat makanya kami segera bertindak," ucapnya.
Pihaknya berencana memasang panel surya di kilang perusahaan yang masuk dalam 'Tambun Field' itu sebagai langkah awal pengembangan usaha perusahaan di sektor PLTS sekaligus upaya pengurangan beban biaya pembelian solar genset yang menjadi sumber pasokan listrik perusahaan selama ini.
Baca juga: BBWM realisasikan pembangunan sekolah sungai di Muaragembong Bekasi
"Dalam waktu dekat akan kami coba memasang PLTS di kilang kami. Proses pembangunan membutuhkan waktu 90 hari," katanya.
Direktur Teknik PT BBWM Adhi Fadillah meyakini mampu memangkas pengeluaran perusahaan sebesar Rp200 juta dalam satu bulan untuk kebutuhan mesin genset pembangkit listrik apabila PLTS berdaya 150 kilo Volt Ampere (kVA) ini telah terpasang.
Pemasangan instalasi PLTS ini diharapkan pula dapat menumbuhkan kepercayaan pemegang saham yakni kepala daerah sehingga ke depan PT BBWM dipercaya mengelola bisnis tersebut di lingkungan perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Terlebih lagi, pemanfaatan energi baru terbarukan merupakan salah satu rencana jangka panjang pemerintah yang menargetkan bebas emisi karbon dengan cara pemanfaatan energi terbarukan sebesar 50 persen pada tahun 2050 mendatang.
"Rencana kami tentu akan berkontribusi besar untuk pemerintah pusat yang juga berkomitmen dalam pertemuan G20 lalu untuk mengurangi emisi karbon," kata dia.(KR-PRA).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Pemasangan instalasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) ini merupakan bagian dari diversifikasi usaha yang dilakukan perusahaan," kata Direktur Utama PT BBWM Prananto Sukodjatmoko di Cikarang, Rabu.
Dia menjelaskan diversifikasi usaha ini merupakan langkah strategis yang diambil demi keberlanjutan perusahaan di tengah penurunan alokasi gas terproses dari PT Pertamina sebagai imbas ketersediaan cadangan gas yang semakin menipis.
Baca juga: DPRD Kabupaten Bekasi dukung diversifikasi sektor usaha BBWM
Baca juga: Pemkab Bekasi dorong BUMD migas diversifikasi ke energi terbarukan
Ia menyebutkan puncak pasokan assosiated gas dari PT Pertamina terjadi pada tahun 2012 silam sebesar 32 juta kaki kubik per hari. Saat itu perusahaannya mampu menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) senilai Rp30 miliar lebih.
"Berbanding lurus karena pasokan besar maka setoran PAD juga pasti besar. Namun sejak saat itu, alokasi Pertamina terus berkurang, saat ini hanya 1,5 juta kaki kubik per hari. Produksi menurun, setoran PAD juga otomatis ikut turun," katanya. Prananto mengaku diversifikasi usaha sudah direncanakan sejak tahun 2016 guna mengantisipasi penurunan cadangan gas namun rencana itu kerap tertunda akibat dinamika politik ditandai pergantian kepemimpinan kepala daerah selaku kuasa pemilik modal perusahaan.
"Dan di era kepemimpinan Dani Ramdan selaku Penjabat Bupati Bekasi saat ini, rencana itu direspon cepat makanya kami segera bertindak," ucapnya.
Pihaknya berencana memasang panel surya di kilang perusahaan yang masuk dalam 'Tambun Field' itu sebagai langkah awal pengembangan usaha perusahaan di sektor PLTS sekaligus upaya pengurangan beban biaya pembelian solar genset yang menjadi sumber pasokan listrik perusahaan selama ini.
Baca juga: BBWM realisasikan pembangunan sekolah sungai di Muaragembong Bekasi
"Dalam waktu dekat akan kami coba memasang PLTS di kilang kami. Proses pembangunan membutuhkan waktu 90 hari," katanya.
Direktur Teknik PT BBWM Adhi Fadillah meyakini mampu memangkas pengeluaran perusahaan sebesar Rp200 juta dalam satu bulan untuk kebutuhan mesin genset pembangkit listrik apabila PLTS berdaya 150 kilo Volt Ampere (kVA) ini telah terpasang.
Pemasangan instalasi PLTS ini diharapkan pula dapat menumbuhkan kepercayaan pemegang saham yakni kepala daerah sehingga ke depan PT BBWM dipercaya mengelola bisnis tersebut di lingkungan perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Terlebih lagi, pemanfaatan energi baru terbarukan merupakan salah satu rencana jangka panjang pemerintah yang menargetkan bebas emisi karbon dengan cara pemanfaatan energi terbarukan sebesar 50 persen pada tahun 2050 mendatang.
"Rencana kami tentu akan berkontribusi besar untuk pemerintah pusat yang juga berkomitmen dalam pertemuan G20 lalu untuk mengurangi emisi karbon," kata dia.(KR-PRA).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023