Perekonomian Kabupaten Bekasi merupakan yang terbesar di Jawa Barat. Bisa terlihat dari produk domestik (lokal) regional bruto. Hal tersebut ditopang oleh kemajuan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) hingga membuat pelaku wirausaha menjadi penggerak strategis perekonomian daerah usai terdampak pandemik.

Melalui potensi besar itulah, pemerintah daerah akan selalu hadir, berupaya menambah jumlah wirausaha sebagai bentuk perhatian khusus daerah terhadap kemajuan sektor ekonomi kreatif masyarakat.

Masalah kenaikan perekonomian menjadi topik yang menarik dengan munculnya kesadaran akan pengelolaan produk lokal, terlebih lagi apabila dari hasil bumi yang bisa dikelola ulang dan menjadi produk yang bisa dijual. Selain itu pemberdayaan perempuan di desa harus diaktifkan.

Menyikapi hal tersebut perlu pengkajian agar dapat diterima oleh masyarakat luas, pengkajian pun dilakukan di wilayah Kampung Sungai Labuh. Gagasan riset desa berawal dari banyak ikan yang tidak dapat diolah, karena tidak laku di pasaran sehingga menjadi busuk. Salah satu ikan yang dimaksud adalah ikan lundu.

Tim keilmuan desa yang melakukan riset , terdiri dari para peneliti yang diketuai oleh Budi Sarasati, SKM.,M.Si  dengan beranggotakan Ir. Djuni Thamrin, M.Sc.,Ph.D., Adi Muhajirin M.Kom.,M.M beserta 10 mahasiswa dari universitas Bhayangkara Jakarta Raya.

Secara khusus Budi Sarasti menyampaikan bahwa pentingnya memberdayakan para perempuan sebagai salah satu peningkatan kesejahteraan, di desa Kampung Labuh. Muara Gembong, Kab. Bekasi, Jawa Barat pada 27/07/2022 lalu.

Budi Sarasati juga mengungkapkan dengan adanya riset ini diharapkan dapat menjadi profesi yang diharapkan demi membantu meningkatkan kesejahteraan perekonomian desa.

“Banyak sekali yang bisa diimplementasikan dengan bahan ikan lundu, misalnya dibuat tepung ikan. Jika dikembangkan dengan baik maka ini akan sangat bermanfaat bagi kemajuan desa. Indonesia maju bermula dari desa yang maju,”pungkasnya.

Sebelumnya tim riset berdiskusi untuk tekhnik pelaksanaan Musyawarah Dusun (Musydus) pada tanggal 16 Februari 2022, yang dihadiri oleh ibu-ibu di desa Kampung Sungai Labuh, tokoh masyarakat dan pengurus desa, selain itu juga ada giat pelatihan ketrampilan dan kerajinan tangan.
 
Tanggal 26 Juni 2022, Musyawarah Dusun (Musydus) kedua digelar, untuk memastikan tentang rencana pemberdayaan perempuan, dengan menggunakan tekhnik Diskusi Kelompok Terpadu.

Hasil FGD tsb mengkerucut pada pemberdayaan peningkatan ekonomi keluarga dengan memanfaatkan ikan lundu dan ikan-ikan sungai menjadi tepung ikan. Selain itu disepakati oleh tim riset yang akan membeli alat penepung ikan.

Sedangkan studi banding dilakukan tanggal 13 Juli 2022, bertujuan untuk membuka wawasan tentang usaha tepung ikan skala rumah tangga. Studi banding dilakukan di Bekasi oleh pengusaha tepung ikan secara mandiri, dibawah pimpinan Bapak Dayat Nur Hidayat.

Sosialisasi dan pelatihan dilakukan pada tanggal 27 Juli 2022 sebagai narasumber salah satunya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan UPT Jepara, Bapak Damang Suryanto.

Beliau adalah pakar dalam bidang pembuatan pakan ikan. Dan narasumber lain dalam kegiatan tersebut adalah Bapak Dayat Nurhidayat untuk memberikan materi Kewirausahaan Tepung Ikan.

Salah satu yang juga menjadi perhatian adalah transportasi menuju lokasi Kampung Sungai Labuh, Muara Gembong yang dilalui dengan berjalan kaki dan menyebrang dengan menggunakan getek.

Tim riset berharap dengan melakukan berbagai kegiatan yang difokuskan pada pengelolaan tepung ikan, kiranya dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat di Desa Kampung Labuh, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Sehingga peningkatan perekonomian tercapai secara merata, pun memanfaatkan hasil bumi di wilayah sekitarnya.  (DH)

Pewarta: Rilis

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022