Tim pengabdian masyarakat (Pengmas) Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Ikatan Perawat Anak Indonesia (IPANI) Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, melatih kader kesehatan di provinsi itu untuk mencegah stunting.

Kepala Departemen Keperawatan Anak FIK UI, Dr. Nur Agustini dalam keterangannya di Depok, Rabu mengaku pihaknya memberikan edukasi bagi 50 orang kader di Kecamatan Buleleng, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Sawan 1.

"Balita yang terdeteksi mengalami stunting, tentu memerlukan perhatian khusus, karena dampak dari kekurangan gizi kronik pada anak dapat mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangannya," katanya.

Baca juga: FIK UI edukasi warga Manggarai Barat NTT reduksi stigma pada ODGJ

Tim pengmas FIK UI memberikan pelatihan materi dua topik yang berjudul “Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembagan Anak” dan “Pemberian Makan Bayi dan Anak”.

Setelah memberikan materi, tim mengadakan praktik simulasi cara pemeriksaan Pertumbuhan dan Perkembangan anak (TK) dan cara pemilihan bahan makanan sesuai dengan kandungan gizi dan tekstur untuk pemberian makan pada bayi dan anak.

"Bulan berikutnya kader melakukan pemeriksaan TK dan penyuluhan kepada ibu balita di bawah supervisi tim pengmas dan mitra penanggung jawab program gizi Puskesmas Sawan 1," kata Nur Agustini.

Baca juga: Mahasiswa FIK UI ciptakan aplikasi SI PAUD cegah amputasi pasien diabetes

Sebulan setelah pelatihan dilakukan evaluasi terhadap 50 orang kader peserta pelatihan dengan hasil didapatkan 100 persen kader mampu melakukan pemeriksaan tumbuh kembang anak dan memberikan penyuluhan kepada ibu balita, serta 80 persen mengalami peningkatan pengetahuan berdasarkan hasil uji pretest dan post test.

Hasil penimbangan berat badan yang dilakukan kader kepada 100 balita, yaitu 77 persen balita mengalami kenaikan BB, 9 persen BB tetap, dan 14 persen mengalami penurunan BB. Ibu balita yang mendapatkan layanan dan bimbingan kader 100 persen merasa puas dengar skor kepuasan 4 dan 5 dari rentang skor kepuasan 0-5.

Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Mengutip stunting.go.id, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan RI, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4 persen, atau menurun 6,4 persen dari angka 30,8 persen pada 2018.

Baca juga: Permen kombucha Inovasi mahasiswa FIK UI atasi masalah pencernaan

"Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang memiliki implikasi kepada generasi penerus, berimplikasi kepada kehidupan, produktivitas, hingga kepada kehidupan ekonomi, produktivitas, dan kemajuan ekonomi Indonesia,” ujar Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Buleleng, masih terdapat anak dengan status balita gizi buruk dan balita kurus. Sebanyak 455 balita ditimbang dengan Berat Badan (BB) kurang sesuai dengan usianya, dan 38 orang anak mengalami stunting.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022