Bandarlampung (Antara Megapolitan) - Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo sangat menghargai kerja keras para sastrawan dan seniman Nusantara, yang telah memberikan andil besar dalam membangun daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat, terutama kaitannya dengan pembangunan di bidang kesenian dan kebudayaan.

"Kerja sama tersebut diharapkan dapat berkelanjutan," kata Ridho Ficardo ketika menghadiri Kerja Sastra dari Tubaba, di Go The Institute Jl. Dr Samratulangi Menteng Jakarta Pusat, Sabtu Malam (25/6/16).

Kegiatan ini menurut Karo Humas dan Protokol Bayana digagas oleh Pemerintah Kabupaten Tubaba dan Studio Hanafi. Acara juga dihadiri Duta Besar Belgia Untuk Indonesia Patrick Herman.

Dalam sambutannya pada acara itu, gubernur Lampung mengharapkan selain menyajikan hasil kerja para seniman dan para sastrawan, forum ini juga menjadi ajang berdialog, khususnya antara pihak-pihak terkait dengan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat.

"Semoga menjadi awal dari kebangkitan peradaban masyarakat daerah Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung. Ini merupakan suatu kebanggaan sekaligus momentum untuk meningkatkan semangat dan motivasi, khususnya bagi Provinsi Lampung. Yakni untuk terus dan mendorong tumbuhnya proses pendidikan di bidang seni dan budaya," ujar gubernur pula.

Peran banyak pihak

Bupati Tulang Bawang Barat, Umar Achmad dalam kesempatan itu juga mengucapkan terima kasihnya kepada berbagai pihak, baik dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Pemerintah DKI Jakarta, maupun dari pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, secara khusus kepada Pemerintah Provinsi Lampung dan Sastrawan Nusantara, yaitu Nukila Amal dan kawan-kawan.

Karo Humas Pemprov Lampung Bayana melalui Kabag Humasnya Heriyansyah menambahkan, terdapat 9 (sembilan) penulis Kerja Sastra dari Tubabar yaitu: Nukila Akmal dengan karya dua esai perjalanan (Kabupaten Muda Itu dan Tubaba Sekelumit).

Kemudian Iswadi Pratama dengan karya lima Puisi dan satu Naskah Drama ('Sebuah Peran', 'Fiksi untuk Wanggai', 'Ratu Yang Sendiri', 'Tersebab Sunyi',
'Libretto Yang Tak Dimainkan'..

Judul Naskah Drama: 'Reminding Stories #4' , A.S Laksana Karya: 1 Esai dan 1 Cerpen : Empat judul Esai: "Tubaba, dari Nol,' judul Cerpen: 'Perempuan yang Disingkirkan' Yusi Avianto Pareanom Karya: Dua Cerpen Judul Cerpen: "Ia Pernah Membayangkan Ayahnya adalah Hengky Tomando,' dan 'Tiga Kematian dan Satu Penobatan'.

Afrizal Malna Karya: Satu Cerpen dan lima Puisi, Judul Puisi: "Kartografi: Arsip dalam lapisan bawang' "Ladang yang dipindahkan ke atas kertas' 'Koper yang tak bisa ditutup'.

Banyak karya hasil dari Kerja Sastra lainnya yg dibuat oleh Dea Anugrah, Langgeng Prima Anggradinata, Esha Tegar Putra, Dewi Kariharisma Michellia.

Kemudian acara tersebut dilanjutkan dengan Peluncuran Buku Tubaba 'Kerja Sastra Dari Tulang Bawang Barat'. Penampilan Musik Q Ensamble, Pembacaan Puisi, Pembacaan Cerpen, serta Diskusi tentang Gagasan untuk membumikan kembali Sastra-sastra Indonesia, dan mempopulerkan Cerita Raden Jambat yang merupakan hasil karya Sastrawan Lampung yang telah berusia ratusan tahun. (Rls/MTh).

Pewarta: Humas Pemprov Lampung

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016