Bogor (Antara Megapolitan) - Wakil Presiden Jusuf Kalla merasa bangga atas satelit buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang diluncurkan dari India, Rabu.

"Dalam seminggu ini saya hadiri dua kali peluncuran (satelit). Yang sekarang ini sangat menarik karena satelit dibikin di sini, sedangkan peluncuran di India," ujarnya sesuai memantau detik-detik peluncuran satelit LAPAN A-3 di gedung pertemuan LAPAN di Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Terlepas dari kecanggihan teknologi, menurut Wapres, yang terpenting pemanfaatan satelit tersebut.

"Karena satelit ini bisa memantau pertanian dan maritim, pemerintah punya program untuk 'update' data pertanian dan perikanan," kata Wapres yang beberapa hari sebelumnya memantau peluncuran satelit milik BRI di Jakarta, sedangkan peluncurannya di Guyana, Prancis.

Menurut dia, selama ini data kedua sumber daya alam tersebut hanya bersifat kasat mata tanpa didukung oleh teknologi.

"Akhirnya keliru semua. Kita selalu mengatakan kita sangat kaya, tapi tidak tahu berapa kekayaaan kita. Kita selalu merasa dicuri, tapi yang mana yang dicuri?" ujarnya.

Wapres didampingi Menristek Dikti M Nasir, Kepala LAPAN Thomas Djamaludin, dan Wagub Jabar Deddy Mizwar menyaksikan detik demi detik peluncuran satelit buatan LAPAN melalui layar monitor.

Satelit seberat 115 kilogram itu meluncur bersama dengan 19 satelit mikro lainnya milik India, Kanada, Jerman, dan Amerika Serikat dari Sriharikota, India selatan, tepat pada pukul 10.55 WIB.

"Ini langkah maju. Apalagi negeri ini sangat luas, 75 persen wilayah kita laut, maka perlu pemantauan lebih baik agar tidak terjadi masalah pada kita dan pelanggaran oleh negara lain," kata Kalla.

Sebelum menyaksikan detik-detik peluncuran satelit LAPAN A-3, Wapres mencanangkan program pengembangan sistem pemantauan maritim berbasis iptek penerbangan dan antariksa.

Satelit LAPAN generasi ketiga itu membawa misi penginderaan jauh eksperimental guna memantau sumberdaya pangan dan mampu mengidentifikasi tutupan dan penggunaan lahan serta pemantauan lingkungan.

Muatan penginderaan jauh dari satelit ini berupa 4 bands multispectral imager beresolusi 18 meter dengan lebar swath 100 kilometer.

Pembangunan satelit itu dilakukan atas kerja sama LAPAN dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Selain dapat memantau tanaman pangan, satelit ini dapat digunakan untuk memantau di bidang maritim.

Satelit itu berada pada orbitnya di ketinggian 505 kilometer di atas wilayah Indonesia dengan menggunakan roket peluncur PSLV C-34.

Roket buatan India itu sudah 34 kali meluncurkan satelit.

Penerjemah: M.M. Astro.

    

Pewarta: M. Irfan Ilmie

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016