Purwakarta (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menjadikan 60 desa di daerah tersebut sebagai "Kampung Gaul" yang akan memiliki jaringan internet.
"Di `Kampung Gaul` itu setiap desa, bahkan di pos ronda atau saung-saung di areal persawahan akan terkoneksi dengan jaringan internet," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di sela peluncuran "Kampung Gaul" di Purwakarta, Kamis.
Ia menyatakan konsep "Kampung Gaul" merupakan sebuah sistem integrasi teknologi. Nantinya setiap desa di Purwakarta memiliki akses internet, termasuk didalamnya aplikasi pelayanan.
Untuk tahap awal, sebanyak 60 desa itu akan terkoneksi dengan jaringan internet sebagai upaya pembelajaran dan pengembangan produk masyarakat desa. Selanjutnya, seluruh desa di Purwakarta akan terkoneksi jaringan internet.
Sedangkan untuk keamanan, bupati meminta Telkom memproteksi jaringan internet itu dari situs-situs yang berbahaya bagi anak-anak.
Dengan begitu, masyarakat desa bisa dengan mudah mengakses internet. Pemkab Karawang juga akan bekerja sama dengan Telkom untuk melakukan proteksi, agar koneksi internet itu benar-benar memberikan pendidikan, dan dimanfaatkan sebagai informasi yang benar.
"Kita bangun infrastrukturnya terlebih dahulu. Tahun ini 60 desa dan tahun depan seluruh desa di Purwakarta bisa terkoneksi jaringan internet," katanya.
Di antara dasar dinamakan "Kampung Gaul", itu memiliki arti kalau masyarakat desa bisa bergaul, melek teknologi dan informasi.
Sementara itu, Direktur Enterprise & Buisness service PT Telkom Indonesia, Muhammad Awalludin, menilai terobosan yang dilakukan Pemkab Purwakarta dengan membentuk "Kampung Gaul" merupakan terobosan yang unik.
Dalam pembentukan "Kampung Gaul" itu, Telkom mempunyai tugas untuk membangun jaringan infrastrukturnya, yakni akan akan dibangun dalam tiga bentuk, bisa melalui fiber, tembaga ataupun satelit.
"Kita mengucapkan terima kasih, kita diberikan tugas untuk membangun jaringan infrastrukturnya, dan ke depan kita juga akan melihat dulu apakah desa di Purwakarta bisa terjangkau oleh, fiber atau tembaga kalaupun tidak bisa kita bangun jaringannya dengan sistem satelit," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Di `Kampung Gaul` itu setiap desa, bahkan di pos ronda atau saung-saung di areal persawahan akan terkoneksi dengan jaringan internet," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di sela peluncuran "Kampung Gaul" di Purwakarta, Kamis.
Ia menyatakan konsep "Kampung Gaul" merupakan sebuah sistem integrasi teknologi. Nantinya setiap desa di Purwakarta memiliki akses internet, termasuk didalamnya aplikasi pelayanan.
Untuk tahap awal, sebanyak 60 desa itu akan terkoneksi dengan jaringan internet sebagai upaya pembelajaran dan pengembangan produk masyarakat desa. Selanjutnya, seluruh desa di Purwakarta akan terkoneksi jaringan internet.
Sedangkan untuk keamanan, bupati meminta Telkom memproteksi jaringan internet itu dari situs-situs yang berbahaya bagi anak-anak.
Dengan begitu, masyarakat desa bisa dengan mudah mengakses internet. Pemkab Karawang juga akan bekerja sama dengan Telkom untuk melakukan proteksi, agar koneksi internet itu benar-benar memberikan pendidikan, dan dimanfaatkan sebagai informasi yang benar.
"Kita bangun infrastrukturnya terlebih dahulu. Tahun ini 60 desa dan tahun depan seluruh desa di Purwakarta bisa terkoneksi jaringan internet," katanya.
Di antara dasar dinamakan "Kampung Gaul", itu memiliki arti kalau masyarakat desa bisa bergaul, melek teknologi dan informasi.
Sementara itu, Direktur Enterprise & Buisness service PT Telkom Indonesia, Muhammad Awalludin, menilai terobosan yang dilakukan Pemkab Purwakarta dengan membentuk "Kampung Gaul" merupakan terobosan yang unik.
Dalam pembentukan "Kampung Gaul" itu, Telkom mempunyai tugas untuk membangun jaringan infrastrukturnya, yakni akan akan dibangun dalam tiga bentuk, bisa melalui fiber, tembaga ataupun satelit.
"Kita mengucapkan terima kasih, kita diberikan tugas untuk membangun jaringan infrastrukturnya, dan ke depan kita juga akan melihat dulu apakah desa di Purwakarta bisa terjangkau oleh, fiber atau tembaga kalaupun tidak bisa kita bangun jaringannya dengan sistem satelit," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016