Ketua Dewan Pengarah Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) Yunus Triyonggo menyampaikan peran unik komunitasnya dalam membangun kolaborasi menuju Indonesia Kompeten 2030 melalui pembentukan ekosistem talenta unggul kepemimpinan nasional.
Yunus Triyonggo usai membuka kegiatan Kolaborasi Nasional menuju Indonesia Kompeten di Gedung BPJS Institute, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, menyebutkan pembentukan talenta unggul dilakukan dengan identifikasi, pengembangan, menjadi agen perubahan, dan jembatan antar berbagai pemangku kepentingan yakni pemerintah, praktisi industri dan akademisi di bidang MSDM.
"Kontribusi GNIK dalam kegiatan ini dirupakan dalam jajak pendapat mendefinisikan Karakter Kepemimpinan Nasional Periode 2024 – 2029 yang seyogyanya menjadi karakter calon pemimpin Indonesia masa depan," katanya.
Baca juga: GINK targetkan 1 juta orang kompeten pada tahun 2024
Menurut dia, dengan memiliki karakter kuat, pemimpin Indonesia masa depan akan mampu mengantarkan negara ini sebagai negara berkekuatan ekonomi nomor 5 terbesar sesuai analisa salah satu lembaga riset independen internasional.
Yunus menyampaikan, survei yang diikuti oleh lebih dari 300 HR Top Leaders di Indonesia, menghasilkan simpulan lima karakter kepemimpinan nasional yang dianggap utama, yaitu berkarakter kuat, bervisi nasional, komitmen untuk perkembangan dengan mengerahkan seluruh sumber daya nasional demi kemajuan dan kejayaan nasional di kancah internasional, merespon dengan cepat dan efektif untuk antisipasi perubahan, serta kepemimpinan unggul.
Dalam kegiatan ini ditetapkan pula Peta Jalan (RoadMap) GNIK sebagai sebuah organisasi dalam menyikapi kesiapan tenaga kerja di bidang MSDM khususnya, dan seluruh pemangku kepentingan dalam pencapaian hasil optimal puncak bonus demografi Indonesia di tahun 2030.
Baca juga: GNIK ajak perusahaan jalankan sertifikasi kompetensi tenaga kerja bidang SDM
Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Keuangan, MSDM, dan Umum Perum LKBN ANTARA Nina Kurnia Dewi menyambut baik kolaborasi nasional menuju Indonesia kompeten tersebut.
Menurut Nina, komunitas ini akan melahirkan pemikiran-pemikiran bagaimana meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) terutama dalam hal keterampilan organisasi, bagaimana setiap orang bisa menjadi pemimpin dan melahirkan pemimpin-pemimpin.
"Telah disampaikan bagaimana survei di 300-an tapi dapatnya di sekitar 187 direktur human capital (HC) swasta dan BUMN juga ditanya apa sih yang menguatkan kepemimpinan nasional," katanya.
Baca juga: Menaker minta GNIK turut bantu penerapan wajib sertifikasi kompetensi kerja
Nina berpendapat yang terpenting salah satunya ialah integritas, atau karakter pribadi yang kuat yakni bagaimana sifat yang unik dari manusia perlu ditambahkan kompetensi.
"Kompetensi termasuk tadi, hardskill bagaimana kita masuk ke dalam unsur digital, bagaimana kita punya keterampilan kompetensi bisa memimpin, bisa memotivasi, bisa good communicater," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022