Jakarta (Antara Megapolitan) - Staf Ahli Menteri Pemuda dan Olahraga Bidang Ekonomi Kreatif Dr Jonni Mardizal MPd menyatakan bahwa pemuda merupakan generasi yang harus siap menjadi pemimpin, bukan pemimpi.
"Antara pemimpin dan pemimpi hanya dibedakan oleh huruf 'n'. Pemuda jadilah pemimpin bukan pemimpi," katanya kepada ratusan pemuda pada acara penutupan Pesantren Kilat Ramadhan Kepemimpinan Pemuda se-Jabodetabek di Cibubur, Jakarta, Sabtu.
Acara yang berlangsung sejak Jumat (10/6) itu bertema "Penanaman Spirit Nasionalisme: Antisipasi Paham Radikal di Kalangan Pemuda".
Kegiatan pesantren kilat itu diselenggarakan oleh Kemenpora dan Yayasan At-Tawassuth dengan media partner portal berita Antara Megapolitan dan didukung oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bogor, Taman Safari Indonesia, Indocement, Kimia Farma, Maram Aquatic, ANPA International, April, Biofarma, Indofood, APP Sinar Mas.
Acara yang berlangsung di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP-PON) Kemenpora, Cibubur, Jakarta Timur itu juga difasilitasi oleh Staf Ahli Bidang Politik Kemenpora Dr Yuni Poerwanti MPd.
Untuk menjadi pemimpin, katanya, pemuda harus mandiri dan ditempa oleh berbagai ujian, cobaan, dan pengalaman, untuk memperkuat diri salam kemandirian.
"Seperti pedang, keris, samurai, atau pisau, itu dibuat dari besi yang ditempa, dibakar, disiram, ditempa lagi berulang-ulang untuk menghasilkan pedang, keris, samurai atau pisau yang tajam dan kuat," katanya.
Begitu pula pemuda yang harus mengalami berbagai ujian atau cobaan agar memiliki ketahanan dan kemampuan diri.
"Pemuda jangan mudah menyerah. Pemimpin besar di bumi ini selalu mengalami berbagai ujian dan cobaan," katanya.
Jonni mencontohkan dua butir telur yang sama-sama telah dierami selama 20 hari, lalu pada hari ke-21 ada telur yang didiamkan sampai menetas dan ada telur yang dipecahkan cangkangnya.
"Anak ayam yang secara alami menetas memiliki daya tahan hidup yang lebih kuat dibandingkan dengan yang cangkangnya dipecahkan dan dipaksa menetas," katanya.
Ia menyebutkan untuk menjadi pemimpin, pemuda harus memiliki niat, integritas, pengetahuan, jaringan, dan nyali yang kuat untuk membuat keputusan tanpa ragu-ragu.
Pemuda, katanya, juga harus memiliki konsep dan konsistensi sebagai pegangan untuk menjadi pemimpin bangsa yang baik. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Antara pemimpin dan pemimpi hanya dibedakan oleh huruf 'n'. Pemuda jadilah pemimpin bukan pemimpi," katanya kepada ratusan pemuda pada acara penutupan Pesantren Kilat Ramadhan Kepemimpinan Pemuda se-Jabodetabek di Cibubur, Jakarta, Sabtu.
Acara yang berlangsung sejak Jumat (10/6) itu bertema "Penanaman Spirit Nasionalisme: Antisipasi Paham Radikal di Kalangan Pemuda".
Kegiatan pesantren kilat itu diselenggarakan oleh Kemenpora dan Yayasan At-Tawassuth dengan media partner portal berita Antara Megapolitan dan didukung oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bogor, Taman Safari Indonesia, Indocement, Kimia Farma, Maram Aquatic, ANPA International, April, Biofarma, Indofood, APP Sinar Mas.
Acara yang berlangsung di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP-PON) Kemenpora, Cibubur, Jakarta Timur itu juga difasilitasi oleh Staf Ahli Bidang Politik Kemenpora Dr Yuni Poerwanti MPd.
Untuk menjadi pemimpin, katanya, pemuda harus mandiri dan ditempa oleh berbagai ujian, cobaan, dan pengalaman, untuk memperkuat diri salam kemandirian.
"Seperti pedang, keris, samurai, atau pisau, itu dibuat dari besi yang ditempa, dibakar, disiram, ditempa lagi berulang-ulang untuk menghasilkan pedang, keris, samurai atau pisau yang tajam dan kuat," katanya.
Begitu pula pemuda yang harus mengalami berbagai ujian atau cobaan agar memiliki ketahanan dan kemampuan diri.
"Pemuda jangan mudah menyerah. Pemimpin besar di bumi ini selalu mengalami berbagai ujian dan cobaan," katanya.
Jonni mencontohkan dua butir telur yang sama-sama telah dierami selama 20 hari, lalu pada hari ke-21 ada telur yang didiamkan sampai menetas dan ada telur yang dipecahkan cangkangnya.
"Anak ayam yang secara alami menetas memiliki daya tahan hidup yang lebih kuat dibandingkan dengan yang cangkangnya dipecahkan dan dipaksa menetas," katanya.
Ia menyebutkan untuk menjadi pemimpin, pemuda harus memiliki niat, integritas, pengetahuan, jaringan, dan nyali yang kuat untuk membuat keputusan tanpa ragu-ragu.
Pemuda, katanya, juga harus memiliki konsep dan konsistensi sebagai pegangan untuk menjadi pemimpin bangsa yang baik. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016