Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menyarankan agar pemerintah daerah setempat memberdayakan guru ngaji untuk membentengi generasi muda dari resesi moral.

"Peran guru ngaji perlu lebih diberdayakan agar lebih kuat lagi dan energik di lapangan," kata Ketua PCNU Purwakarta, Kiyai Bahir Mukhlis, saat Seminar Nasional, Ngobrol Pintar Sarjana Desa (Ngopi Sarasa) Kiyai Desa, di Purwakarta, Rabu.

Menurut dia, selama ini guru ngaji memiliki peran sentral dalam membentengi generasi muda dari resesi moral. Lagipula, sejauh ini kiprah guru ngaji sudah banyak, tapi perlu ada kekuatan legalitas di tingkat kabupaten.

Baca juga: Hari santri, PCNU Purwakarta ingatkan masyarakat tidak ragu kirim anak ke pesantren
Baca juga: Bupati Purwakarta ajak warga NU menjaga silaturahmi

"Seperti ada Perbup sehingga ada penguatan dari stakeholder yang punya kebijakan yaitu bupati, maka energinya akan lebih kuat lagi dan semangatnya lebih kuat lagi," katanya.

PCNU Purwakarta juga mendorong agar guru ngaji di desa dapat diberdayakan melalui peran penceramah dalam setiap peringatan hari besar Islam.

"Artinya kalau ada kegiatan itu manfaatkan dan berdayakan guru ngaji yang ada di lingkungan setempat jangan sampai dari luar jauh-jauh, tapi di desa ada, tidak diberdayakan atau kurang diperankan," kata dia.

Baca juga: NU Purwakarta diminta berperan dalam pembangunan

Sementara itu, Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Purwakarta, Ahmad Sya'roni mengapresiasi Pemkab Purwakarta yang telah menggulirkan program insentif untuk guru ngaji.

"Data yang masuk di kami 16 kecamatan, dari 183 sudah ada 145 desa yang menganggarkan insentif guru ngaji. Total ada 4.936 guru ngaji yang mendapatkan insentif guru ngaji," kata dia. (KR-MAK)

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022