Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Pancasila menggelar konferensi internasional dengan tema International Communication Conference Universitas Pancasila (ICCUP 2022).
Ketua penyelenggara Dr. Diana Anggraeni dalam keterangannya, Sabtu mengatakan ICC-UP ini merupakan kegiatan ke-3 dan merupakan lanjutan dari kegiatan international conference yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila dengan UNESCO Chair on Communication and Sustainable Development (COSDEV).
Tujuan pelaksanaan dari international conference ini adalah untuk menjawab tantangan perkembangan komunikasi digital dalam memasuki era Society 5.0 yang telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia.
Hal ini membutuhkan upaya kolaboratif dari akademisi dan profesional yang tertarik dengan isu-isu inklusivitas komunikasi, sehingga konferensi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu komunikasi, untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama secara berkesinambungan.
Rektor Universitas Pancasila, Prof. Dr. Edie Toet Hendratno mengatakan saat ini kita telah memasuki era baru peradaban manusia yaitu era yang didorong oleh perkembangan teknologi digital dan telah mengubah struktur masyarakat menuju society 5.0 yang berdampak kepada berbagai aspek kehidupan.
Namun, kehadiran teknologi ini tidak tersebar merata. Akibatnya berbagai masalah muncul seiring dengan tidak meratanya penggunaan teknologi.
Salah satu masalah yang cukup besar yaitu disparitas penggunaan digital sehingga memperluas kesenjangan. Ketidaksetaraan antara digital dan sosial ini saling berkaitan menyebabkan tingkat inklusi digital yang berbeda dan berpengaruh kepada seluruh sistem kesetaraan sosial.
Kesetaraan sosial dapat terwujud jika teknologi digital dapat diakses secara merata oleh seluruh masyarakat, oleh karena itu konferensi ini memiliki tantangan untuk mewujudkan arah baru inklusi digital yang sinergis dan kesetaraan sosial sehingga seluruh lapisan masyarakat diberbagai bidang dapat menikmati proses digitalisasi secara optimal.
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, Anna Agustina, Ph.D, mengungkapkan ICCUP 2022 memiliki tema yang unik, yaitu Communication Inclusivity: Engaging Society and Digital”, di mana yang melatarbelakangi diangkatnya tema ini karena adanya integrasi teknologi dan digitalisasi di semua sektor kehidupan manusia mendorong terbentuknya budaya baru di masyarakat, termasuk akses informasi yang terbuka semua di tingkat nasional, regional, dan global.
Lebih lanjut Anna mengatakan ilmu komunikasi ditantang untuk mewujudkan sinergi inklusi digital dan kesetaraan sosial pada seluruh lapisan masyarakat di berbagai bidang, sehingga dapat menikmati proses digitalisasi secara optimal.
Untuk itu, ICC-UP mengundang dan menyambut semua ilmuwan, praktisi, profesional, akademisi termasuk pembuat kebijakan untuk dapat berpartisipasi dan berdiskusi dalam konferensi ini. Pembahasan diakomodir dengan mengusung 5 subtema, yaitu Digital Divide, Communication and Sustainable Development in the Midst of the Social Exclusion, Gender and Media Culture, Multiplatform in Journalism, Health Communication and Tourism in the Digital Era, Digital Media Communication for Politics and Business.
Harapannya melalui konferensi ini semua pihak dapat berkontribusia mengembangkan pemikiran yang lebih luas dan lebih besar, serta berkontribusi, berdampak positif dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
Konferensi internasional yang dilakukan secara hybrid ini, menghadirkan pembicara dari berbagai negara, seperti: Prof. Jamal Eddine Naji (Morocco), Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA. (Indonesia), Prof. Umaru A. Pate, Ph.D. (Nigeria), Prof. Dr. Billy Sarwono, MA (Indonesia), Prof. Bushra Hameedur Rahman (Pakistan), Prof. Dr. Adnan Hussein (Malaysia), Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, M. Si (Indonesia), Prof. Dr. Rudy Harjanto, M.Sn (Indonesia).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Ketua penyelenggara Dr. Diana Anggraeni dalam keterangannya, Sabtu mengatakan ICC-UP ini merupakan kegiatan ke-3 dan merupakan lanjutan dari kegiatan international conference yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila dengan UNESCO Chair on Communication and Sustainable Development (COSDEV).
Tujuan pelaksanaan dari international conference ini adalah untuk menjawab tantangan perkembangan komunikasi digital dalam memasuki era Society 5.0 yang telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia.
Hal ini membutuhkan upaya kolaboratif dari akademisi dan profesional yang tertarik dengan isu-isu inklusivitas komunikasi, sehingga konferensi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu komunikasi, untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama secara berkesinambungan.
Rektor Universitas Pancasila, Prof. Dr. Edie Toet Hendratno mengatakan saat ini kita telah memasuki era baru peradaban manusia yaitu era yang didorong oleh perkembangan teknologi digital dan telah mengubah struktur masyarakat menuju society 5.0 yang berdampak kepada berbagai aspek kehidupan.
Namun, kehadiran teknologi ini tidak tersebar merata. Akibatnya berbagai masalah muncul seiring dengan tidak meratanya penggunaan teknologi.
Salah satu masalah yang cukup besar yaitu disparitas penggunaan digital sehingga memperluas kesenjangan. Ketidaksetaraan antara digital dan sosial ini saling berkaitan menyebabkan tingkat inklusi digital yang berbeda dan berpengaruh kepada seluruh sistem kesetaraan sosial.
Kesetaraan sosial dapat terwujud jika teknologi digital dapat diakses secara merata oleh seluruh masyarakat, oleh karena itu konferensi ini memiliki tantangan untuk mewujudkan arah baru inklusi digital yang sinergis dan kesetaraan sosial sehingga seluruh lapisan masyarakat diberbagai bidang dapat menikmati proses digitalisasi secara optimal.
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, Anna Agustina, Ph.D, mengungkapkan ICCUP 2022 memiliki tema yang unik, yaitu Communication Inclusivity: Engaging Society and Digital”, di mana yang melatarbelakangi diangkatnya tema ini karena adanya integrasi teknologi dan digitalisasi di semua sektor kehidupan manusia mendorong terbentuknya budaya baru di masyarakat, termasuk akses informasi yang terbuka semua di tingkat nasional, regional, dan global.
Lebih lanjut Anna mengatakan ilmu komunikasi ditantang untuk mewujudkan sinergi inklusi digital dan kesetaraan sosial pada seluruh lapisan masyarakat di berbagai bidang, sehingga dapat menikmati proses digitalisasi secara optimal.
Untuk itu, ICC-UP mengundang dan menyambut semua ilmuwan, praktisi, profesional, akademisi termasuk pembuat kebijakan untuk dapat berpartisipasi dan berdiskusi dalam konferensi ini. Pembahasan diakomodir dengan mengusung 5 subtema, yaitu Digital Divide, Communication and Sustainable Development in the Midst of the Social Exclusion, Gender and Media Culture, Multiplatform in Journalism, Health Communication and Tourism in the Digital Era, Digital Media Communication for Politics and Business.
Harapannya melalui konferensi ini semua pihak dapat berkontribusia mengembangkan pemikiran yang lebih luas dan lebih besar, serta berkontribusi, berdampak positif dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
Konferensi internasional yang dilakukan secara hybrid ini, menghadirkan pembicara dari berbagai negara, seperti: Prof. Jamal Eddine Naji (Morocco), Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA. (Indonesia), Prof. Umaru A. Pate, Ph.D. (Nigeria), Prof. Dr. Billy Sarwono, MA (Indonesia), Prof. Bushra Hameedur Rahman (Pakistan), Prof. Dr. Adnan Hussein (Malaysia), Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, M. Si (Indonesia), Prof. Dr. Rudy Harjanto, M.Sn (Indonesia).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022