Jakarta (Antara Megapolitan) - Industri farmasi perlu adanya kolaborasi dan sinergitas yang baik dengan para peneliti dan perlu terus melakukan riset agar bisa menciptakan obat yang mutakhir bagi kesehatan masyarakat.
Hal tersebut dikatakan oleh Dirjen Pembinaan Farmasi Kementrian Kesehatan, Maurinda Sitanggang dalam Seminar Nasional Upgrade Pengetahuan Inovasi Mutakhir Teknologi Kedokteran dan Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta, Senin.
Ia mengatakan industri farmasi seharusnya bertransformasi untuk jadi industri berbasis riset, transformasi berbasis riset sangat perlu dilakukan untuk menghasilkan obat baru dan produk obat inovator.
"Ya kalau tidak ada inovator maka dunia farmasi sulit bersaing. Dunia farmasi tidak boleh hanya diam ditempat" katanya.
Menurut dia sinergitas antara industri farmasi dan riset perlu melakukan kolaborasi agar mampu menciptakan obat yang benar-benar dibutuhkan untuk masyarakat.
Dalam era globalisasi katanya harus terus melakukan perbaikan-perbaikan untuk kemajuan karena jika tidak maka akan membuat farmasi tergilas dengan kompetisi.
Untuk itu katanya peningkatan knowledge, skill itu diperlukan. Penemuan baru dari hasil teknologi canggih juga bisa diperkenalkan. Sehingga alat canggih itu bisa mendiagnosa secara dini dan segera dilakukan pengobatan.
"Dampaknya adalah peningkatan kesehatan masyarakat," jelasnya.
Sementara itu Rektor Universitas Pancasila, Wahono Sumaryono berharap, agar dunia farmasi bisa maju dan berkembang pesat. Dimulai dengan dilakukannya diskusi melalui seminar untuk bertukar pikiran dan transformasi pengetahuan.
Ia mengatakan untuk saat ini, Fakultas Farmasi UP merupakan satu-satunya yang diizinkan membuka S3 Farmasi. Dengan perjuangan keras semoga bisa meningkatkan akreditasi dari B ke A.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
Hal tersebut dikatakan oleh Dirjen Pembinaan Farmasi Kementrian Kesehatan, Maurinda Sitanggang dalam Seminar Nasional Upgrade Pengetahuan Inovasi Mutakhir Teknologi Kedokteran dan Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta, Senin.
Ia mengatakan industri farmasi seharusnya bertransformasi untuk jadi industri berbasis riset, transformasi berbasis riset sangat perlu dilakukan untuk menghasilkan obat baru dan produk obat inovator.
"Ya kalau tidak ada inovator maka dunia farmasi sulit bersaing. Dunia farmasi tidak boleh hanya diam ditempat" katanya.
Menurut dia sinergitas antara industri farmasi dan riset perlu melakukan kolaborasi agar mampu menciptakan obat yang benar-benar dibutuhkan untuk masyarakat.
Dalam era globalisasi katanya harus terus melakukan perbaikan-perbaikan untuk kemajuan karena jika tidak maka akan membuat farmasi tergilas dengan kompetisi.
Untuk itu katanya peningkatan knowledge, skill itu diperlukan. Penemuan baru dari hasil teknologi canggih juga bisa diperkenalkan. Sehingga alat canggih itu bisa mendiagnosa secara dini dan segera dilakukan pengobatan.
"Dampaknya adalah peningkatan kesehatan masyarakat," jelasnya.
Sementara itu Rektor Universitas Pancasila, Wahono Sumaryono berharap, agar dunia farmasi bisa maju dan berkembang pesat. Dimulai dengan dilakukannya diskusi melalui seminar untuk bertukar pikiran dan transformasi pengetahuan.
Ia mengatakan untuk saat ini, Fakultas Farmasi UP merupakan satu-satunya yang diizinkan membuka S3 Farmasi. Dengan perjuangan keras semoga bisa meningkatkan akreditasi dari B ke A.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016