Purwakarta (Antara Megapolitan) - Ratusan delegasi dari 23 negara peserta kegiatan "World Village Conference 2016" mempelajari metode pertanian tradisional di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memperlihatkan secara langsung metode pertanian tradisional yang telah dikembangkan di Purwakarta kepada para peserta kegiatan tersebut di areal sawah Desa Cihanjawar, Kecamatan Bojong, Purwakarta.

"Saya sengaja memasukan metode pertanian tradisional menjadi agenda khusus bagi para peserta konferensi agar para peserta langsung bersentuhan dengan alam," katanya.

Ia mengatakan, kesuburan di Purwakarta bagian selatan menjadi berkah tersendiri yang tidak boleh diabaikan. Perpaduan potensi alam berupa kesuburan tanah harus berbanding lurus dengan pemanfaatan teknologi pertanian organik dan pariwisata.

"Teknologi bukan melulu harus berbentuk mesin dan piranti digital. Kearifan orang tua terdahulu dengan tidak menggunakan bahan kimia dalam bertani adalah bentuk teknologi juga," katanya.

Dedi yakin ini kondisi tersebut akan berbanding lurus dengan aspek pariwisata. Karenanya, bidang pertanian juga perlu diarahkan untuk objek wisata di Purwakarta.

Salah seorang peserta delegasi World Village Conference asal Australia, Karis Egree, mengaku baru pertama kali turun ke sawah dan bersentuhan langsung dengan lumpur secara langsung.

"Di negara saya tidak ada yang seperti ini (membajak sawah dengan menggunakan kerbau). Saya merasakan langsung berselancar diatas kubangan lumpur. Petani Indonesia ternyata berekreasi sambil bekerja," kata mahasiswa Murdock University of Australia ini.

Sementara itu, dalam kegiatan tersebut seluruh peserta World Village Conference memperoleh giliran untuk belajar menanam, menyiangi sampai menanen padi. Mereka juga mendapat giliran untuk membajak sawah dengan menggunakan kerbau.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016