Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menekankan pentingnya penggunaan digitalisasi dalam perekonomian mulai dari level terbawah di tingkat desa sebagai salah satu aspek penunjang dalam mewujudkan Indonesia menjadi Negara maju pada tahun 2045 mendatang.
"Tidak apa-apa tinggal di desa tapi rezeki harus Jakarta. Artinya meskipun di daerah bukan berarti tidak bisa berkembang. Caranya bagaimana, lewat digital. Sudah itu saja kuncinya," katanya saat memimpin pertemuan dengan seluruh camat dan kepala desa se-Kabupaten Bekasi di Gedung Wibawa Mukti, Jumat.
Dia mengatakan konsep perekonomian digital telah banyak diterapkan di banyak desa di Jawa Barat. Salah satunya penjualan hasil perkebunan yang dikembangkan oleh sebuah desa di wilayah Ciwidey, Kabupaten Bandung.
"Jika biasanya produk desa hanya dibeli oleh lingkungan sekitar, dengan masuk ke digital seluruh Indonesia bisa membelinya. Ini penting diterapkan dan kepala desa harus menyadari itu. Jika memang kepala desa tidak memahaminya, tinggal bantu sama orang yang paham," katanya.
Baca juga: Digitalisasi memberi nilai tambah ekonomi hingga standardisasi data
Ridwan Kamil menyatakan saat ini Indonesia menjadi Negara ke-16 yang memiliki perekonomian yang kuat di dunia. Peringkat ini bisa terus meningkat jika semua desa menerapkan konsep digitalisasi.
Perekonomian digital ini, kata dia, merupakan satu dari tiga aspek yang mampu menunjang Indonesia menjadi negara maju pada 2045 mendatang.
"Negara maju tidak bisa terwujud kalau ekonomi masih begini-begini saja, makanya harus memanfaatkan digital ini," ucapnya.
Baca juga: Kota Bogor dapat empat penghargaan di bidang digitalisasi ekonomi
Aspek kedua yaitu kondusivitas dalam negeri, baik di lingkungan masyarakat maupun politik. Sejauh polarisasi masih terjadi dan menimbulkan konflik, mimpi menjadi Indonesia maju sulit terwujud.
"Mimpi menjadi negara maju tidak berhasil kalau kita masih bertengkar gara-gara pemilu. Siapa yang memimpin itu sudah digariskan. Jadi harusnya pemilu dijadikan seperti PON, setelah perolehan medali diberikan, kita berteman lagi," katanya.
Kemudian aspek ketiga yakni peran anak muda. Dengan kekuatan anak muda yang mendominasi, Indonesia mampu menjadi negara maju. Untuk itu, anak muda harus jadi mesin negara, bukan beban negara.
Baca juga: BI dukung upaya percepatan digitalisasi ekonomi Kota Bogor
"Mimpi tidak akan sampai kalau pemudanya beban negara. Jangan sampai pemuda yang mencapai 70 persen ini jadi beban negara bukan mesin negara," katanya.
Ridwan Kamil juga menyebutkan bahwa Kabupaten Bekasi memiliki peran penting sebagai daerah dengan kawasan industri terbesar di Indonesia. Maka ini harus dimanfaatkan untuk kemaslahatan warga Bekasi.
"Tingginya investasi di Kabupaten Bekasi jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak luar, termasuk ditunggangi sama oknum pemudanya. Jangan sampai pemuda Bekasi jadi calo masuk pabrik," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Tidak apa-apa tinggal di desa tapi rezeki harus Jakarta. Artinya meskipun di daerah bukan berarti tidak bisa berkembang. Caranya bagaimana, lewat digital. Sudah itu saja kuncinya," katanya saat memimpin pertemuan dengan seluruh camat dan kepala desa se-Kabupaten Bekasi di Gedung Wibawa Mukti, Jumat.
Dia mengatakan konsep perekonomian digital telah banyak diterapkan di banyak desa di Jawa Barat. Salah satunya penjualan hasil perkebunan yang dikembangkan oleh sebuah desa di wilayah Ciwidey, Kabupaten Bandung.
"Jika biasanya produk desa hanya dibeli oleh lingkungan sekitar, dengan masuk ke digital seluruh Indonesia bisa membelinya. Ini penting diterapkan dan kepala desa harus menyadari itu. Jika memang kepala desa tidak memahaminya, tinggal bantu sama orang yang paham," katanya.
Baca juga: Digitalisasi memberi nilai tambah ekonomi hingga standardisasi data
Ridwan Kamil menyatakan saat ini Indonesia menjadi Negara ke-16 yang memiliki perekonomian yang kuat di dunia. Peringkat ini bisa terus meningkat jika semua desa menerapkan konsep digitalisasi.
Perekonomian digital ini, kata dia, merupakan satu dari tiga aspek yang mampu menunjang Indonesia menjadi negara maju pada 2045 mendatang.
"Negara maju tidak bisa terwujud kalau ekonomi masih begini-begini saja, makanya harus memanfaatkan digital ini," ucapnya.
Baca juga: Kota Bogor dapat empat penghargaan di bidang digitalisasi ekonomi
Aspek kedua yaitu kondusivitas dalam negeri, baik di lingkungan masyarakat maupun politik. Sejauh polarisasi masih terjadi dan menimbulkan konflik, mimpi menjadi Indonesia maju sulit terwujud.
"Mimpi menjadi negara maju tidak berhasil kalau kita masih bertengkar gara-gara pemilu. Siapa yang memimpin itu sudah digariskan. Jadi harusnya pemilu dijadikan seperti PON, setelah perolehan medali diberikan, kita berteman lagi," katanya.
Kemudian aspek ketiga yakni peran anak muda. Dengan kekuatan anak muda yang mendominasi, Indonesia mampu menjadi negara maju. Untuk itu, anak muda harus jadi mesin negara, bukan beban negara.
Baca juga: BI dukung upaya percepatan digitalisasi ekonomi Kota Bogor
"Mimpi tidak akan sampai kalau pemudanya beban negara. Jangan sampai pemuda yang mencapai 70 persen ini jadi beban negara bukan mesin negara," katanya.
Ridwan Kamil juga menyebutkan bahwa Kabupaten Bekasi memiliki peran penting sebagai daerah dengan kawasan industri terbesar di Indonesia. Maka ini harus dimanfaatkan untuk kemaslahatan warga Bekasi.
"Tingginya investasi di Kabupaten Bekasi jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak luar, termasuk ditunggangi sama oknum pemudanya. Jangan sampai pemuda Bekasi jadi calo masuk pabrik," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022