Bogor (Antara Megapolitan) - Universitas Pertahanan (UNHAN) berlokasi di Komplek IPSC Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menugaskan mahasiswanya untuk memberikan pendidikan bela negara kepada masyarakat terutama pelajar SMA/SMK dalam rangka menangkal aksi terorisme.

"Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) diwajibkan kepada seluruh mahasiswa untuk melakukan kegiatan pendidikan bela negara dan pengabdian kepada masyarakat," kata Rektor Universitas Pertahanan Letjen TNI I Wayan Midhio, usai Seminar Hasil KKDN di Auditorium Universitas Pertahanan, Komplek IPSC Sentul, Kamis.

Wayan mengatakan, kegiatan KKDN mahasiswa UNHAN dilangsungkan di Kota Solo, Jawa Tengah. Pemilihan kota tersebut selain tidak bisa dipisahkan dari Presiden RI ketujuh Joko Widodo, juga dikarenakan kota tersebut memiliki sejarah panjang sikap patriotik yang tumbuh di tengah-tengah isu radikalisme dan terorisme.

KKDN dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas Strategi Pertahanan UNHAN mengambi topik "Serangan Umum Kota Solo pada 7 Agustus 1949 Sebagai Strategi Dalam Menunjukkan Eksistensi TNI pada Dunia". Topik tersebut diangkat sebagai tema besar seminar hasil KKDN UNHAN berjudul "Reredifinis Budaya Masyarakat Solo di tengah Isu Terorisme".

Wayan mengatakan, mahasiswa Pascasarja Fakultas Strategi Pertanahan UNHAS memilih Kota Solo sebagai objek KKDN tahun 2016, selain fakta sejarah pertempuran empat hari di Kota Solo mengangkat kepahlawanan tokoh nasional, juga dilatarbelakangi maraknya isu terorisme yang terjadi di kota tersebut akhir-akhir ini.

"Para mahasiswa `blusukan` dari sekolah ke sekolah tingkat SMA dan SMK mengajarkan ilmu pendidikan, mengadakan seminar, dan silaturahmi dengan tokoh masyarakat Solo serta melakukan penelitian terkait dengan misi program studi masing-masing," katanya.

Menurutnya, isu-isu terorisme yang muncul di Kota Solo menimbulkan banyak pertanyaan dari berbagai kalangan, di tengah budaya masyarakat yang santun dan ramah tersebut, mengapa isu dan kegiatan terorisme muncul.

Untuk membedah kajian tersebut, Seminar Hasil KKDN dengan tema "Redefinisi Budaya Masyarkat Solo di Tengah Isu-Isu Terorisme menghadirkan sejumlah tokoh-tokoh nasional seperti KH As`ad Said Ali, Franz Magnis Suseno seorang tokoh Katolik dan budayawan Indonesia, Irjen Pol Petrus R Golose, Meyjen TNI I Gede Sumertha dan beberapa tokoh lainnya.

Menurut Wayan, hasil dari pendidikan bela negara yang diberikan mahasiwa UNHAN dalam kegiatan KKDN dipaparkan dalam seminar hasil yang dibahas oleh sejumlah tokoh. Dari hasil KKDN tersebut diketahui Solo memiliki masyarakat majemuk yang memberi ruang setiap elemen masyarkaat dalam mengekspresikan dirinya. Kondisi tersebut memberikan dampak positif perkembangan demokrasi sekaligus dampak negatif karena memberikan kesempatan pada pihak-pihak lain melakukan kegiatan kekerasan seperti terorisme.

"Sasaran dari kegiatan ini membangun konsep dan pemahaman mengenai Bela Negara adn Terorisme di Solo, sehingga dapat ditemukan penanggulangan yang secara tepat serta efektif, berperan dalam pembangunan masyarkat secara menyuluruh melalui konsep Bela Negara," katanya.

Irjen Pol Petrus R Golose salah satu pembahas mengungkapkan awal aksi teror terjadi tahun 2012 baku tembak antara polisi dan teroris menyebabkan Briptu Suherman tewas. Kondisi narapida teror di Solo dan sekitarnya cukup banyak dan tersebar di beberapa wilayah.

Di Solo juga terdapat pelaku teror kelompok Basri Hartono yang membuat bom nitroglycerine. Berbagai tokoh kelompok teror berasal dari Solo seperti Abu Bakar Ba`asir, Abdurrahim Ba`asir, Abu Husni, Badri Hartono, Bahrul Naim (seorang pemuda yang kini berada di Suriah yang mengajak masyarakat bergabung ke Suriah melalui media sosialnya, memiliki pengikut mencapai 1.600 pertemanan).

"Ada potensi jaringan di Solo dan sekitarnya dengan tindak pidana terorisme. Kemenkumham, Imigrasi, Kemenang semua pemangku kepentingan berkaitan dengan pergerakan masyarakat harusnya sama-sama mencegah hal ini," katanya.

Petrus mengingatkan peran budaya sangat penting dalam menangkal radikalisme dan terorisme di tanah air.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016