Dokter spesialis kedokteran olahraga dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp.KO menyarankan kaum lanjut usia untuk berolahraga rutin demi kualitas hidup lebih baik dan hati yang lebih bahagia karena hal itu mampu meningkatkan hormon endorfin.
"Selama berolahraga, tubuh akan melepaskan hormon endorfin yang dapat meningkatkan mood, dan membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks," kata Andi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) dalam siaran resmi, Jumat.
Hormon endorfin dapat mengurangi rasa sakit dan memberikan energi positif, yang berujung pada hati lebih bahagia.
Baca juga: Arena Porprov XIV Jabar di Bekasi 90 persen siap
Pada dasarnya, olahraga rutin dan aktivitas fisik ada baiknya tidak ditinggalkan meski usia sudah lanjut. Andi mengatakan kurang bergerak atau jarang berolahraga dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan pada orang yang berusia lanjut, misalnya nyeri sendi dan otot, tekanan darah tinggi, pikun atau demensia, hingga diabetes.
Dia menjelaskan manfaat olahraga rutin untuk lansia terhadap kesehatan tubuh, yakni memperkuat otot dan sendi, melancarkan peredaran darah, membantu mengendalikan penyakit komorbid yang sudah diderita, seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, hiperlipidemia, hipertensi.
Manfaat lainnya adalah memperlambat keparahan sindrom geriatri, menjaga kesehatan dan fungsi otak sekaligus menurunkan risiko gangguan pada otak, seperti demensia, mengurangi stres dan risiko gangguan mental, seperti depresi serta membantu mencegah obesitas.
Baca juga: Perenang Bekasi ditarget 20 emas di ajang Porprov Jabar 2022
Mengenai durasi, olahraga pada lansia tetap disarankan 150 menit setiap pekan atau minimal setengah jam setiap hari.
Namun, tetap ada hal yang harus diperhatikan karena kondisi tubuh lansia sudah berbeda dibandingkan saat muda.
Menurut Andi, lansia sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk olahraga. Lakukan olahraga yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.
Baca juga: Dokter ingatkan wajib pemanasan sebelum olahraga
"Para lansia yang sudah lama tidak berolahraga sebaiknya memulai olahraga perlahan dengan latihan yang ringan dan konstan," katanya.
Pemanasan juga tak kalah penting. Andi menegaskan selalu lakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelah berolahraga.
Meskipun sederhana, tetapi kedua hal ini dapat membantu menyiapkan tubuh untuk berolahraga dan beristirahat, serta mengurangi risiko terjadinya cedera ketika berolahraga.
Baca juga: Bima Arya: Infrastruktur Kota Bogor siap untuk olahraga lari dan jalan kaki
"Lakukan olahraga ketika tubuh benar-benar bugar," imbuh dia.
Merasa cepat lelah adalah hal wajar, jadi para lansia diminta untuk tidak memaksakan diri. Lebih baik lakukan olahraga secara perlahan dengan kesadaran penuh akan kemampuan diri sendiri dan berhentilah ketika sudah merasa lelah.
Melatih keseimbangan juga penting, sebab latihan keseimbangan sangat berguna untuk mencegah jatuh yang dapat berujung pada cedera.
"Belajarlah teknik yang benar dalam melakukan olahraga agar tidak terjadi cedera olahraga," katanya.
Baca juga: Jenis-jenis olahraga yang cocok untuk lansia
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Selama berolahraga, tubuh akan melepaskan hormon endorfin yang dapat meningkatkan mood, dan membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks," kata Andi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) dalam siaran resmi, Jumat.
Hormon endorfin dapat mengurangi rasa sakit dan memberikan energi positif, yang berujung pada hati lebih bahagia.
Baca juga: Arena Porprov XIV Jabar di Bekasi 90 persen siap
Pada dasarnya, olahraga rutin dan aktivitas fisik ada baiknya tidak ditinggalkan meski usia sudah lanjut. Andi mengatakan kurang bergerak atau jarang berolahraga dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan pada orang yang berusia lanjut, misalnya nyeri sendi dan otot, tekanan darah tinggi, pikun atau demensia, hingga diabetes.
Dia menjelaskan manfaat olahraga rutin untuk lansia terhadap kesehatan tubuh, yakni memperkuat otot dan sendi, melancarkan peredaran darah, membantu mengendalikan penyakit komorbid yang sudah diderita, seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, hiperlipidemia, hipertensi.
Manfaat lainnya adalah memperlambat keparahan sindrom geriatri, menjaga kesehatan dan fungsi otak sekaligus menurunkan risiko gangguan pada otak, seperti demensia, mengurangi stres dan risiko gangguan mental, seperti depresi serta membantu mencegah obesitas.
Baca juga: Perenang Bekasi ditarget 20 emas di ajang Porprov Jabar 2022
Mengenai durasi, olahraga pada lansia tetap disarankan 150 menit setiap pekan atau minimal setengah jam setiap hari.
Namun, tetap ada hal yang harus diperhatikan karena kondisi tubuh lansia sudah berbeda dibandingkan saat muda.
Menurut Andi, lansia sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk olahraga. Lakukan olahraga yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.
Baca juga: Dokter ingatkan wajib pemanasan sebelum olahraga
"Para lansia yang sudah lama tidak berolahraga sebaiknya memulai olahraga perlahan dengan latihan yang ringan dan konstan," katanya.
Pemanasan juga tak kalah penting. Andi menegaskan selalu lakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelah berolahraga.
Meskipun sederhana, tetapi kedua hal ini dapat membantu menyiapkan tubuh untuk berolahraga dan beristirahat, serta mengurangi risiko terjadinya cedera ketika berolahraga.
Baca juga: Bima Arya: Infrastruktur Kota Bogor siap untuk olahraga lari dan jalan kaki
"Lakukan olahraga ketika tubuh benar-benar bugar," imbuh dia.
Merasa cepat lelah adalah hal wajar, jadi para lansia diminta untuk tidak memaksakan diri. Lebih baik lakukan olahraga secara perlahan dengan kesadaran penuh akan kemampuan diri sendiri dan berhentilah ketika sudah merasa lelah.
Melatih keseimbangan juga penting, sebab latihan keseimbangan sangat berguna untuk mencegah jatuh yang dapat berujung pada cedera.
"Belajarlah teknik yang benar dalam melakukan olahraga agar tidak terjadi cedera olahraga," katanya.
Baca juga: Jenis-jenis olahraga yang cocok untuk lansia
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022