Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat sepanjang September 2022 sebanyak 27 kejadian bencana melanda sejumlah daerah di wilayah Kota Sukabumi, Jawa Barat.

"Cuaca ekstrem dan tanah longsor masih mendominasi kejadian bencana di Kota Sukabumi," kata Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Akhmad Zulkarnain di Sukabumi pada Ahad (2/10).

Adapun rincian kejadian bencana sesuai hasil rekapitulasi BPBD, untuk tanah longsor 11 kejadian, cuaca ekstrem tujuh kejadian, kebakaran permukiman penduduk lima kejadian dan banjir empat kejadian.

Baca juga: BPBD: 667 rumah di Kota Sukabumi rusak akibat bencana sepanjang 2022


Untuk bangunan yang terdampak, kebakaran permukiman sebanyak 23 unit, tanah longsor 17 unit, cuaca ekstrem 10 unit dan banjir empat unit atau totalnya sebanyak 54 unit yang terdiri dari rusak berat, sedang dan ringan.

Kemudian untuk warga yang terdampak, tanah longsor sebanyak 12 jiwa, kebakaran permukiman sebanyak sembilan jiwa, cuaca ekstrem tujuh jiwa dan untuk banjir tidak ada warga yang terdampak. "Tidak ada korban jiwa, hanya dua warga mengalami luka ringan dan dua jiwa lainnya mengungsi," ujarnya.

Selanjutnya, Zulkarnain mengatakan untuk kerugian akibat bencana dari hasil rekapitulasi tim di lapangan dengan taksiran mencapai Rp1,15 miliar. Tingginya aduan di September tidak terlepas dari cuaca buruk yakni hujan deras yang hampir setiap hari mengguyur seluruh wilayah di Kota Sukabumi.

Baca juga: Bencana pergerakan tanah di Palabuhanratu Sukabumi kembali hancurkan rumah
Baca juga: BPBD: 667 rumah di Kota Sukabumi rusak akibat bencana sepanjang 2022

Sesuai hasil prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat ini sudah memasuki musim penghujan yang ditandai dengan curah hujan yang cukup tinggi sehingga memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti cuaca ekstrem, banjir dan longsor.

Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada warga untuk selalu waspada dan tidak beraktivitas sementara di lokasi rawan bencana jika kondisi cuaca sedang ekstrem. Kemudian untuk selalu memastikan memeriksa jaringan listrik, kompor dan lainnya serta tidak melakukan aktivitas yang bisa berpotensi terjadinya bencana.

Selain itu, masyarakat pun diimbau secara swadaya membersihkan aliran air agar saat turun hujan deras air tidak tersendat yang bisa memicu terjadinya bencana banjir. Pihaknya pun sudah menyiagakan personel untuk memantau kondisi di lapangan.*

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022